Saat Azan Berkumandang di Negeri Komunis

Kehidupan Muslim di Negeri Komunis

Saat Azan Berkumandang di Negeri Komunis

- detikNews
Senin, 04 Nov 2013 13:29 WIB
Salah satu masjid tertua di Zhengzhou, China. (Foto - Erwindar/detikcom)
Jakarta - Matahari berangsur terbenam di langit Beijing pada Senin (28/10) pekan lalu. Lampu penerangan mulai dinyalakan oleh penduduk kota. Sejumlah orang tampak bergegas menuju sebuah komplek bangunan di jalan Niujie distrik Xianwu.

Di komplek itulah berdiri Masjid Niujie, salah satu masjid tertua di Beijing. Sekitar seratus meter dari gerbang pintu masuk masjid, lafal Azan berkumandang. Dilantunkan oleh Nur Muhammad yang memiliki nama Mandarin Ma Chun Xin tanpa pengeras suara dari pelataran masjid.

Meski tanpa pengeras suara panggilan Azan tersebut mampu mengundang puluhan orang berbondong-bondong menuju Masjid Niujie untuk menunaikan Sholat Maghrib. Tak hanya penghuni komplek, sejumlah pelancong juga nampak mampir ke masjid tertua di kota Beijing ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Anggota Dewan Pengawas Masjid Niujie, Ali bin Ibrahim (59 tahun) mengatakan, masjid dengan luas sekitar 10.000 meter persegi ini dibangun pada tahun 996 Masehi. Saat itu pemerintahan Tonghe di zaman Dinasti Liao berniat merekrut seorang saudagar dari Arab bernama Nasrudin untuk menjadi pegawai negara.

Namun Nasrudin menolak dan justru meminta dibangunkan sebuah masjid. "Maka dibangunlah masjid Niujie ini," kata Ali yang memiliki nama Mandarin Wei Chian Jia itu.

Masjid terbesar di Beijing ini juga menjadi penanda titik awal masuknya Islam di daratan China. Masjid sempat direnovasi pada Zaman Dinasti Yian, dan Dinasti Ming serta Dinasti Qing. Setelah Republik Rakyat China berdiri tahun 1949, Masjid Niujie telah mengalami 3 kali renovasi. Yakni, tahun 1955, 1979 dan 1996.

Setiap hari tak kurang ada 1000 jamaah yang menunaikan sholat di Masjid Niujie. Dan pada saat Idul Fitri maupun Idul Adha jumlah jamaah bisa mencapai 4.000 sampai 5.000 orang. Tak jauh dari Masjid Niujie terdapat gedung Islamic Center Beijing, yang menjadi pusat pembinaan muslim di China.

Niujie termasuk salah satu wilayah di China dengan jumlah penduduk terpadat. Di kawasan ini menurut Ali terdapat sekitar 20.000 orang yang memeluk Islam. Banyak toko dan restoran yang menjual makanan dan masakan halal.

Sejumlah pedagangnya pun mengenakan peci putih untuk menandakan bahwa dia pemeluk agama Islam. Kawasan ini dinamakan Niujie yang berarti sapi, karena warga di wilayah ini menjual masakan halal, terutama daging sapi.

Usai menunaikan sholat Maghrib, sejumlah jamaah yang umumnya berusia separuh baya nampak membaca kitab suci Alquran. Sesekali mereka terlihat larut dalam sebuah diskusi membahas makna sebuah ayat dalam kitab suci tersebut.

Disksusi baru terhenti saat Azan kembali terdengar dari pelataran. Kali ini panggilan bagi umat Islam untuk sholat Isya. Di Masjid Nuijie, di sebuah negara komunis mereka kembali khusyuk dalam ibadah.

(erd/wwn)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads