Berangkat pada tanggal 28 Oktober 2013, pukul 20.30 WIB, Wapres Boediono menggunakan pesawat komersil menuju Singapura untuk transit dan sebelum akhirnya menuju London. Salah satu alasan Boediono menggunakan pesawat komersil adalah soal penghematan biaya anggaran.
Sebagai seorang kepala negara, Wapres Boediono memiliki hak duduk di kursi kelas eksekutif. Tetapi Boediono tidak melakukan hal itu dan ia memilih duduk di kursi bisnis dengan penumpang lainnya dan berjarak beberapa kursi di belakangnya adalah kelas ekonomi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setiba di London, pengawalan yang dilakukan kepada Boediono tidak seperti di Indonesia. Hanya 3 rangkaian kendaraan yang mengikuti Boediono dan memang kondisi lalulintas London yang padat dan aturan soal pengawalan tidak memungkinkan dilakukan pengawalan dengan rangkaian yang panjang.
Yang terlihat menarik adalah ketika meninggalkan forum WIEF, kendaraan Boediono sempat terhenti beberapa detik di persimpangan jalan hanya untuk mengizinkan seorang pengendara sepeda melintas. Setelah itu, iring-iringan kendaraan segera berlalu.
Di hari kedua kunjungannya di London, Wapres Boediono mengadakan kuliah umum di Universitas Oxford. Kulaih Boediono berjudul Transforming Indonesia: The Challenges of Good Governance and Economic Development. Boediono bahkan meladeni pertanyaan-pertanyaan dari beberapa mahasiswa yang ada di sana.
Jika London terkenal dengan kawasan perbelanjaannya, maka apa belanjaan Wapres Boediono di kota itu? Ternyata Boediono hanya membeli buku. "Pak Wapres singgah di toko buku dan beli lima buku di sana," terangnya.
Pada satu kesempatan, Boediono mengaku bertemu empat mata dengan Goerge Soros dan menanyakan soal perkembangan demokrasi di Indonesia. "Dia bertanya soal Demokrasi di Indonesia," kata Boediono.
Wapres Boediono memang mencanangkan program reformasi birokrasi dan transparansi di Indonesia. Bahkan keperluan-keperluan di dinas tidak dipergunakan untuk keperluan pribadinya.
"Contohnya saja jika membeli sandal. Itu di luar urusan dinas maka Pak Boed memakai uangnya sendiri," ucap Staf Setwapres lainnya.
(fiq/ahy)