"Saya merasa Tuhan memberikan kita pemimpin sesuai dengan zamannya. Pertama Sukarno yang pada masa itu memang dibutuhkan seorang yang dapat mempersatukan bangsa ini. Kemudian setelah dipersatukan, kita diberikan Soeharto. Karena setelah disatukan tentu kita perlu pembangunan, walaupun waktunya agak kebablasan, sehingga dinetralisirlah oleh Habibie dengan keilmuannya," papar CT di Bentara Budaya, Palmerah, Jakarta Barat, Sabtu (2/11/2013).
Masa reformasi juga merupakan masa netralisir dengan Gus Dur yang salah satunya ada di situ. Saat itu Indonesia membutuhkan pemimpin yang mampu menghargai keberagaman setelah pembangunan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu CT juga menceritakan pertemuannya dengan Gus Dur. Ia tidak menyangka bahwa orang yang saat itu ditemuinya kemudian menjadi Presiden RI.
"Mungkin diantara panelis di sini, saya adalah orang yang paling tidak mengenal Gus Dur, saya pertama kali ketemu Gus Dur itu di RS. Waktu itu beliau sedang sakit. Kebetulan saya punya background ilmu kesehatan, sehingga saat itu saya berpikir bahwa tidak mungkin beliau dapat bertahan hidup dengan kondisi seperti ini. Tapi sepertinya Tuhan berkata lain, rupanya beliau tetap hidup dan yang paling membuat saya terkejut adalah beliau menjadi Presiden RI. Itulah sebabnya menurut saya, Tuhan menunjuk pemimpin sesuai dengan zamannya," tuturnya.
Pada kesempatan tersebut hadir pula Mahfud MD, Prof. Franz Magnis Suseno, dan TB Silalahi yang juga menjadi pembicara. Acara ini dihibur oleh musisi legendaris Sam Bimbo yang melantunkan lagu-lagu sarat kritik sosial.
(bpn/rvk)