
Pemantau internasional diijinkan ke Suriah setelah Rusia dan AS capai kesepakatan
Suriah mengumumkan telah menghancurkan peralatan produksi, pencampuran dan pembuatan senjata kimia, seperti disampaikan oleh pemantau internasional.
Pernyataan ini disampaikan sehari sebelum batas waktu yang ditentukan oleh Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para pemantau internasional dikirimkan ke Suriah menyusul adanya tuduhan penggunaan senjata kimia di wilayah yang dihuni masyarakat sipil oleh pasukan Presiden Bashar al-Assad, tetapi tuduhan itu dibantah pemerintah setempat.
Rusia akhirnya mengusulkan masuknya pengawas internasional ke Suriah setelah AS mengancam akan mengirimkan pasukannya ke negara itu.
Wakil Menteri Luar Negeri Suriah Faisal Mekdad mengatakan kepada wartawan BBC Lyse Doucet, bahwa tidak sulit bagi pemerintah Suriah untuk mematuhi ketentuan tersebut.
"Saya berharap mereka yang selalu berpikir negatif kepada kami akan mengubah pikiran mereka dan memahami Suriah dulu, sekarang dan nanti akan selalu menjadi mitra yang konstruktif," kata Mekdad.
Kini, setelah peralatan tak bisa lagi digunakan, Suriah memiliki waktu sampai pertengahan 2014 untuk menghancurkan senjata kimia mereka sendiri.
Di Washington, pejabat departemen luar negeri Thomas Countryman mengatakan:" Saya semakin yakin bahwa kami dapat menyelesaikan tugas ini... hingga tenggat waktu 30 Juni tahun depan".
Suriah diyakini memiliki lebih dari 1.000 ton gas sarin, gas sulfur yang membakar serta bahan-bahan kimia lain yang dilarang, yang disimpan di belasan lokasi terpisah.
Serangan Israel

PBB menyebutkan 4,5 juta orang Suriah mengungsi dan dua juta meninggalkan negara mereka
Dalam perkembangan terpisah, ledakan besar terjadi di pangkalan militer Suriah di Latakia.
Pernyataan Gedung Putih kepada BBC menyebutkan Israel melakukan serangan dengan target persenjataan milik Rusia.
Pejabat keamanan AS mengatakan senjata buatan Rusia SA-125 menjadi target serangan tersebut, kata kantor berita Associated Press.
Israel belum memberikan komentar mengenai peristiwa itu.
PBB mencatat lebih dari 100.000 orang tewas dalam pertempuran yang terjadi di Suriah selama dua tahun terakhir.
Dalam perkembangan terakhir, sekitar dua juta orang meninggalkan Suriah dan 4,5 juta lainnya mengungsi di berbagai lokasi di dalam negeri.
(bbc/bbc)