Meski begitu, kaum wanita Saudi bertekad untuk terus melawan larangan mengemudi tersebut. Pembatalan kampanye mengemudi ini dilakukan setelah otoritas Saudi mengancam akan menjatuhkan sanksi kepada para pelaku kampanye mengemudi ini.
"Untuk menghormati peringatan Kementerian Dalam Negeri... kami meminta para wanita untuk tidak mengemudi besok dan mengubah gagasan dari kampanye 26 Oktober menjadi kampanye terbuka mengemudi," cetus aktivis, Najla al-Hariri pada Jumat, 25 Oktober waktu setempat seperti dilansir Press TV, Sabtu (26/10/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Juru bicara Kementerian Dalam Negeri, Jenderal Mansur al-Turki menegaskan, kaum wanita di Saudi memang dilarang mengemudi dan aturan hukum akan diberlakukan bagi para pelanggar dan mereka yang berdemonstrasi untuk mendukung soal ini.
Sebelumnya pada 24 Oktober lalu, organisasi HAM terkemuka Amnesty International mendesak otoritas Saudi untuk menghormati hak kaum wanita untuk mengemudi.
"Mengherankan karena di abad ke-21 ini, otoritas Arab Saudi terus menyangkal hak kaum wanita untuk mengemudi mobil secara legal," cetus Philip Luther, direktur Program Timur Tengah dan Afrika Utara Amnesty.
Saudi merupakan satu-satunya negara di dunia yang melarang kaum wanita untuk mengemudi. Jika melanggar, maka pelaku bisa ditangkap, diadili dan bahkan dicambuk.
(ita/ita)