Pria bernama Pavlo Lapshyn tersebut, di persidangan telah mengakui bahwa dia tiga kali menikam punggung seorang warga muslim yang sudah berumur. Sang kakek meninggal di tempat.
Seperti dilansir Reuters, Sabtu (26/10/2013), pembunuhan itu dilakukan lima hari setelah Lapshyn tiba di London. Korban bernama Mohammed Saleem, kakek berusia 82 tahun ketika tengah berjalan meninggalkan masjid.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lapshyn juga mengakui bahwa dia menanam bom yang belakangan meledak di dekat masjid di Wallsall, Wolverhampton dan Tipton. Memang tidak ada korban dalam insiden tersebut. Namun polisi juga menemukan adanya rangkaian diduga bom berisi cairan kimia di tempat lain.
Lapshyn ditangkap pada Juli lalu. Penyidik menemukan file mencurigakan di komputer jinjing milik pria berusia 25 tahun itu. Salah satunya, adanya game 'Ethnic Cleansing', di mana para pemainnya diberi tugas untuk membunuh orang-orang non ras Kaukasia.
(fjr/fjr)