Laporan soal pembelian kendaraan mewah oleh Menteri Penerbangan Stella Oduah ini pertama kali diungkapkan oleh media online Sahara Reporters yang bermarkas di Amerika Serikat. Berita ini menyebar luas hingga memicu kemarahan publik di negara, yang mayoritas penduduknya hidup dalam kemiskinan ini.
"Presiden Jonathan telah membentuk panel penyelidikan yang terdiri atas tiga orang," tutur juru bicara kepresidenan Reuben Abati seperti dilansir AFP, Kamis (24/10/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mencari tahu tujuan pembelian kendaraan-kendaraan tersebut," demikian pernyataan Abati kepada media setempat.
Secara terpisah, juru bicara Menteri Oduah, Joe Obi menuturkan kepada AFP, Oduah akan bersikap kooperatif dengan panel tersebut. "Tidak ada yang ditutup-tutupi," imbuhnya.
Parlemen Nigeria pun akan melakukan penyelidikan terkait isu ini, yang dimulai pada Kamis (24/10) waktu setempat. Dalam waktu 15 bulan terakhir, Oduah menghadapi kritikan publik terkait serangkaian kecelakaan pesawat, termasuk yang menewaskan 158 orang pada Juni 2012 lalu.
Otoritas Penerbangan Sipil Nigeria (NCAA) yang berada di bawah kementerian yang dipimpin Oduah telah memberikan tanggapan. NCAA mengatakan, kendaraan tersebut sangat dibutuhkan untuk transportasi pejabat asing dan juga bagi Oduah. Pembenaran tersebut tetap mendapat kritikan dari publik. NCAA juga memastikan besarnya biaya yang dikeluarkan untuk kedua kendaraan tersebut.
Tindak korupsi sebenarnya cukup marak di Nigeria. Namun sangat jarang pejabat yang terlibat korupsi mendapat hukuman setimpal. Nigeria telah sejak lama masuk dalam daftar negara paling korup di dunia.
Sebagian besar penduduk negara ini hidup di bawah garis kemiskinan dengan penghasilan kurang dari US$ 2 per hari. Namun para anggota parlemennya tergolong yang mendapat gaji paling tinggi di dunia, dengan perkiraan US$ 1 juta per tahunnya, termasuk tunjangan.
(nvc/ita)