
Biaya logistik yang tinggi menjadi alasan Starbucks mematok harga lebih tinggi di China.
Waralaba kafe terbesar di dunia, Starbucks, mendapat sorotan di China karena mematok harga lebih tinggi dari negara lain.
Televisi negara Cina, CCTV dalam laporannya mengklaim Starbucks mendapatkan untung yang besar di China karena kebijakan harga tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam laporan CCTV yang ditayangkan Minggu kemarin, disebutkan bahwa ukuran sedang minuman kopi latte di Beijing dihargai 27 yuan atau sekitar Rp48.000, sepertiga lebih banyak ketimbang harga yang sama di Starbuck di Chicago.
"Starbucks menikmati harga yang tinggi di China, terutama karena kepercayaan buta dari konsumen lokal pada Starbucks dan merek Barat lainnya," kata Wang Zhendong, direktur Asosiasi Kopi Shanghai kepada CCTV.
Starbucks sendiri beralasan harga yang mereka patok ini disebabkan oleh harga pangan dan biaya logistik yang tinggi di China.
Isu harga Starbucks ini juga menjadi topik populer di situs mikroblog China, Sina Weibo, yang kebanyakan justru mendukung Starbucks.
"Mereka yang mengatakan Starbucks mahal, mungkin adalah mereka yang tidak sering minum kopi," kata salah satu pengguna.
"Harganya bersaing dan kualitasnya membuat orang merasa aman," kata akun Weibo lainnya.
Starbucks bukan perusahaan asing pertama yang mendapat sorotan dari media di China tekait dengan praktek pemberian harga.
Awal tahun ini, Apple dan Nestle juga mendapatkan tekanan untuk mengkaji harga mereka di pasar China.
(bbc/bbc)