Demi Harta Warisan, Pemuda Pakistan Habisi Nyawa Tante dan Keluarganya

Demi Harta Warisan, Pemuda Pakistan Habisi Nyawa Tante dan Keluarganya

- detikNews
Selasa, 22 Okt 2013 08:58 WIB
Nazia Amir beserta suami dan anaknya (news.com.au)
Islamabad - Seorang pria di Pakistan tega menghabisi nyawa keluarga tantenya hanya karena bertikai harta warisan. Korban yang berkewarganegaraan ganda Australia-Pakistan beserta suami dan ketiga anaknya tewas dihabisi oleh pembunuh bayaran yang disewa pemuda berusia 27 tahun tersebut.

Sikandar Zia dan tiga pria lainnya yang merupakan pembunuh bayaran telah ditangkap oleh kepolisian Pakistan. Seperti dilansir news.com.au, Selasa (22/10/2013), Zia sengaja menyewa sejumlah pembunuh bayaran untuk menghabisi nyawa Nazia Amir dan keluarganya demi menguasai properti milik keluarga tersebut.

Nazia Amir yang merupakan tante Zia ditemukan tak bernyawa di pinggiran wilayah Pakistan, pekan lalu. Sedangkan jasad suami Nazia, Aamir Ullah Khan dan ketiga anaknya ditemukan di sekitar semak-semak di Bhoray Shah, Islamabad pada Senin (14/10) lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baik Nazia maupun suami dan ketiga anaknya, Romana (17), Adam (14) dan Haider (7) memiliki kewarganegaraan ganda, Australia-Pakistan. Keluarga ini diketahui pernah tinggal di Glen Waverley, Melbourne, Australia.

Kepala kepolisian Islamabad, Inspektur Jenderal Polisi Sikandar Hayyat menuturkan, jasad para korban ditemukan dalam keadaan terikat. Terdapat luka bekas cekikan di leher mereka, sehingga dugaan sementara mereka dihabisi dengan dicekik dengan kabel.

Hayyat menuturkan, pihak kepolisian mendapat informasi soal keterlibatan Zia dalam kasus ini dari beberapa sumber. Dari rekaman CCTV, polisi memergoki Zia kerap bolak-balik ke Bahria Town yang jelas-jelas merupakan tempat tinggal keluarga tersebut di Pakistan.

Pembantu rumah tangga keluarga Nazia, Asghar juga tewas dibunuh. Polisi menuturkan, motif pembunuhan ini karena Zia dan keluarga korban bertikai soal lahan yang merupakan bagian harta warisan.

Di Pakistan, Aamir Ullah Khan menjabat sebagai direktur eksekutif pada sebuah perusahaan telekomunikasi, Mobilinc. Keluarga korban memiliki rumah di Melbourne dan pernah tinggal di sana pada tahun 2000-2005. Dua anak korban, Romana dan Adam lahir di Australia.

Atas kasus ini, Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia menyatakan pihaknya terus berkomunikasi dan bekerja sama intens dengan otoritas Pakistan dalam penyelidikan kasus ini.


(nvc/trq)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads