Rahmad: Prof Subur Tak Hadiri Diskusi PPI karena Dijemput BIN
|
Rahmad menyebut pihak panitia PPI sempat mendatangi kantor BIN untuk menjemput Prof Subur namun mendapatkan penolakan. Diskusi pun dilakukan tanpa kehadiran Prof Subur.
Diunggah di Youtube
|
Berikut pernyataan Rahmad selengkapnya:
"Kepada sahabat-sahabat semua, karena dua orang narasumber pada detik-detik terakhir kita mendapatkan informasi mereka berhalangan hadir, khusus untuk narasumber Profesor Subur Budisantoso kita dikabarkan tadi oleh panitia bahwa jam 9 pagi tadi beliau dijemput oleh staf BIN, kemudian ajudannya menyampaikan panitia menjemput Prof Budi langsung saja di Kalibata (kantor pusat BIN), tidak usah ke rumah. Maka panitia langsung meluncur ke Kalibata sebelum (salat) Jumat.
Sesampainya di Kalibata, panitia tidak diperkenankan untuk bertemu dengan Prof Budi, tetapi panitia sempat berkomunikasi langsung dengan Prof Budi melalui handphone. Nah, melalui percakapan itu, disampaikan oleh Prof Budi bahwa Kepala BIN mau ketemu. Tetapi pada saat Prof Budi jam 9 pagi itu sudah di Kalibata, disampaikan oleh staf BIN kalau Kepala BIN sedang menghadap Presiden, jadi mohon ditunggu. Nah, kita tahu kalau hari ini Presiden tidak ada di Jakarta.
Nah disampaikan lagi bahwa sesudah menghadap Presiden, nanti setelah Jumat baru Kepala BIN ketemu Prof Budi, artinya kalau sudah Jumat bersamaan dengan acara dialog pergerakan di mana Prof Budi sudah menyampaikan kesediaannya untuk hadir dalam acara dialog ini. Jadi silakan teman-teman tafsirkan sendiri kenapa Prof Budi tidak bisa hadir. Dan kabarnya beliau tidak dibenarkan tinggalkan Kalibata sebelum ketemu Kepala BIN."
BIN dan Prof Subur Kompak Bantah Adanya Penjemputan
|
Hal senada juga diutarakan oleh Prof Subur. Nama terakhir ini mengakui dia tengah berada di kantor BIN pada hari Jumat, namun saat itu dia hanya mengantarkan temannya dari Aceh untuk bertemu dengan salah seorang deputi BIN.
"Nggak bener itu dijemput-jemput, aku ke sana memang untuk antar rekan dari Aceh. Mengantar saja," ujar Subur dalam perbincangan dengan detikcom, Sabtu (19/9/2013).
Presiden Perintahkan Penegak Hukum Usut Penyebar Fitnah
|
Sang kepala negara memerintahkan penegak hukum untuk mengusut siapa penyebar informasi tersebut. "Kepada aparat penegak hukum diperintahkan untuk mengusut siapa yang menyebarkan informasi ini," ujar Jubir Kepresidenan Julian Pasha saat dihubungi, Sabtu (19/9/2013).
Menurut Julian, tudingan penjemputan terhadap Prof Subur tersebut sudah masuk kategori kelewatan. "Karena ini sudah merupakan fitnah yang melampaui batas," kata Julian.
Prof Subur Memang Tak Agendakan Datang ke Diskusi PPI
|
Prof Subur lupa bila mendapatkan undangan untuk hadir sebagai pembicara. "Mungkin saya sudah diundang ya, tapi saya lupa kalau ada undangan," kata Subur dalam perbincangan dengan detikcom Sabtu (19/9/2013).
Subur pun sama sekali tidak mengagendakan untuk datang ke diskusi pada Jumat (18/9) tersebut. Pada pagi hari sekitar pukul 10.00 WIB, dia ke kantor BIN untuk mengantar rekannya dari Aceh menemui salah satu deputi BIN. Siangnya, dia langsung bertolak ke Pontianak.
Rahmad Bersembunyi
|
"Saya juga khawatir dijemput BIN. Makanya sembunyi," ujar Rahmad ketika dihubungi, Sabtu (19/9/2013).
Rahmat tentunya menutup informasi di mana kini dia berada. Namun dia menyampaikan, tempat persembunyiannya itu, cukup aman. "Istirahat dulu di suatu tempat yang kira-kira aman," ujar Rahmad.
Video Dihapus dari Youtube
|
Halaman 2 dari 8