Portal berita online Malaysiakini merekam Mendagri Zahid Hamidi, ditanyai oleh seorang jurnalis perihal hilangnya senjata dan peralatan kepolisian di tengah angka kejahatan nasional yang meningkat.
Menteri tersebut kemudian mengancam menutup media yang memuat laporan yang sumbernya berasal dari sumber yang off the record.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian, Zahid berkata dalam bahasa Melayu bahwa ia akan menutup suratkabar Bahasa Inggris, Melayu, China atau Tamil yang melaporkan kata-katanya.
Asisten Chief Editor Malaysiakini, RK Anand, kepada ABC mengatakan, wartawan yang bersangkutan melontarkan pertanyaan-pertanyaan yang sah, dan perilaku menteri tersebut tidak pantas sebagai seorang pejabat senior pemerintah.
"Ini menyangkut isu yang amat penting, hilangnya senjata, kendaraan polisi, borgol, dan Kepala Kepolisian dikritik berat saat ia berkata bahwa senjata-senjata itu kemungkinan jatuh ke laut," jelasnya.
"Kami tadinya berharap Menteri Dalam Negeri bisa memberikan penjelasan mengenai masalah ini. Namun, ia malah menyorot jurnalis kami, dan bahkan menjelek-jelekkan Malaysiakini, menuduh memutarbalikkan dan menmbelokkan pernyataan-pernyataannya."
Menurut Anand, respon semacam itu bukan pertama kali terjadi. "Terutama dari para menteri, maksud saya, para politisi dari koalisi yang berkuasa selalu menegur kami 'secara bercanda' atau bahkan mencegah kami menanyakan pertanyaan-pertanyaan yang penting secara nasional. Saya rasa itu sangat tak pantas. Itu menghalangi kami melaporkan kebenaran dan memastikan masyarakat Malaysia mendapat informasi mengenai isu-isu penting," katanya.
Hari Senin (07/10) lalu, Asosiasi Editor Surat Kabar Bahasa China mendesak Zahid menarik kembali ancamannya untuk menutup sejumlah suratkabar. ABC telah mencoba meminta respon pemerintah Malaysia namun belum mendapat tanggapan hingga sekarang. ;
(nwk/nwk)