Antara Aturan Negara dan Perilaku Bangsa

Antara Aturan Negara dan Perilaku Bangsa

- detikNews
Rabu, 09 Okt 2013 10:34 WIB
Bandung - Setiap negara pasti memiliki kulturnya yang khas yang terlihat dari perilaku dan tatanan sosial masyarakatnya. Negara sangat berperan dalam membentuk tatanan sosial.

Perilaku bangsa dibentuk oleh Negara melalui aturan-aturan yang ditetapkan oleh negara itu sendiri.

Sebagai contoh, data Kementerian Kesehatan China menunjukkan selama 40 tahun, terjadi 330 juta aborsi di Negeri Tirai Bambu tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Diduga, jumlah sebesar itu merupakan dampak dari pembatasan jumlah penduduk yang diterapkan pemerintah China pada saat itu (RIMAnews.com).

Hal tersebut menunjukan bahwa aturan negara memang sangat berpengaruh pada perilaku bangsanya dan menghasilkan budaya yang sesuai dengan apa yang dibentuk oleh aturan. Di Indonesia, dapat kita lihat berbagai perilaku masyarakat yang beraneka ragam.

Mulai dari budaya menyontek yang sudah menjadi hal yang sangat lumrah dan dimaklumi, perilaku individualis masyarakat, budaya free sex yang merambah pada hampir setiap kalangan, serta kriminalitas yang demikian marak dan masih banyak lagi kasus-kasus lainnya.

Tidak dapat dipungkiri bahwa berbagai budaya tersebut lahir dari aturan-aturan yang ditetapkan negara. Sistem Ujian Nasional yang ditetapkan negara dalam Sistem Pendidikan Nasional menjadikan nilai akademis sebagai tolok ukur kelulusan peserta didik.

Ujian Nasional kerap kali menghantui benak-benak para peserta didik mengingat tingginya standar kelulusan yang harus dicapai tidaklah sesuai dengan kualitas pendidikan yang diberikan sehingga tercetaklah peserta didik yang tidak memenuhi standar kompetensi.

Hal ini menjadikan peserta didik menghalalkan berbagai cara untuk mencapai kelulusan, mulai dari menyontek sampai membeli kunci jawaban.

Itulah salah satu bukti begitu berpengaruhnya aturan yang ditetapkan pemerintah dengan perilaku atau budaya yang timbul pada masyarakat.

Tidak berbeda dengan perilaku individualis yang terdapat pada sebagian besar masyarakat Indonesia yang juga merupakan hasil dari aturan yang ditetapkan pemerintah.

Perilaku tersebut salah satunya disebabkan oleh adanya Hak Asasi Manusia (HAM) yang menjunjung tinggi kebebasan sehingga menjadikan individu merasa bebas untuk bertindak tanpa memikirkan kenyamanan individu lainnya.

Begitu pun dengan individu yang menyaksikan kebebasan individu yang lain, ia merasa tidak berhak membatasi kebebasan siapa pun karena hal itu merupakan hak setiap individu.

Begitu pula kasus free sex yang seolah-olah telah membudaya di negeri ini, yang antara lain disebabkan oleh tidak adanya aturan yang membatasi media dalam mengolah informasi.

Informasi jenis apapun dapat dengan mudah diunggah ke media dan masyarakat pun sangat mudah untuk mengaksesnya, termasuk hal-hal yang berbau pornoaksi dan pornografi yang tidak layak untuk disebarluaskan.

Mudahnya masyarakat mengakses hal tersebut dapat memicu terjadinya free sex, ditambah lagi tidak adanya hukum yang menjerakan bagi para pelakunya.

Demikianlah berbagai bukti bahwa aturan yang ditetapkan oleh negara amat sangat berpengaruh pada perilaku masyarakat. Fakta ini sesuai dengan teori Jacob Getzels dan Egon Guba (1957) tentang Organisasi Sebagai Sistem Sosial.

Teori tersebut menjelaskan bahwasanya perilaku seseorang dalam organisasi terbentuk oleh gabungan antara karakteristik bawaan individu dengan karakteristik organisasinya.

Setiap organisasi pasti memiliki ide dasar yang darinya akan timbul suatu misi tertentu dan berbagai aturan main yang mengarahkan kepada pencapaian misi tersebut.

Komunikasi dan interaksi dalam bentuk membina hubungan sosial dilakukan individu dengan organisasi untuk meyelaraskan antara yang diharapkan individu dengan tujuan organisasi.

Dapat disimpulkan bahwa sistem yang dimiliki organisasi sangat berpengaruh terhadap perilaku individu ketika berinteraksi dalam kehidupan sosial, begitu pula dengan negara.

Negara menurut G. Jellinek, negara adalah organisasi dari sekelompok manusia yang telah berkediaman di wilayah tertentu.

Berbagai perilaku dan budaya yang nampak pada individu bangsa Indonesia bukan hanya permasalahan individu saja, karena kebobrokan individu tidak hanya disebabkan oleh sistem pendidikan saja, atau sistem perekonomian saja, atau sistem-sistem lainnya secara tunggal.

Melainkan semua ini diakibatkan oleh keseluruhan sistem, yakni sistem demokrasi yang melahirkan gaya hidup sekuler dan berbagai kebijakan liberal yang pada hakikatnya hanya menguntungkan para pemilik modal dan menindas serta merusak individu.

Tidak ada bedanya dengan berkhayal ketika mengharapkan perilaku individu yang ideal dalam bingkai kehidupan demokrasi saat ini. Karena sistem demokrasi ini bagaikan lingkaran setan yang sangat menjijikan dan tidak akan pernah berakhir tanpa mengganti sistem itu sendiri.

Bukan sekedar mengganti rezim, program kerja pemerintahan, kemudian mengganti berbagai kebijakan saja. Namun, harus benar-benar sampai pada tataran pergantian sistem.

Namun kini persoalannya adalah sistem apakah yang benar-benar pantas untuk diterapkan di muka bumi ini? Kita dapat berkaca dari berbagai sistem yang pernah diterapkan pada masa lalu dan menganalisis sistem mana yang paling unggul di antara sistem lainnya.

Akan kita dapati satu masa diterapkannya sebuah sistem selama lebih dari 13 abad, menguasai hampir dua per tiga bagian dunia serta mampu menciptakan kegemilangan pada setiap aspek kehidupan, sehingga melahirkan individu-individu ideal.

Tidak lain dan tidak bukan, sistem tersebut adalah sistem pemerintahan yang berlandaskan Islam sehingga menjadikan seluruh aspek kehidupan menjadi berlandaskan Islam pula.

Itulah masa Daulah Islam dibawah pimpinan Rasulullah SAW yang kemudian dilanjutkan dengan masa Khilafah Islamiyah.

Tidak ada budaya menyontek pada masyarakatnya, karena kurikulum pendidikan yang tidak terlalu padat namun beekualitas dan mampu mengoptimalkan potensi yang tedapat dalam masing-masing individu peserta didik.

Kurikulum dibangun berdasarkan aqidah Islam sehingga menjadikan peserta didik sebagai individu ideal yang bertakwa, berkepribadian Islam, berpengatahuan Islam yang dalam, serta menguasai ilmu pengetahuan umum secara luas dan beraneka yang kemudian digunakannya untuk kemaslahatan masyarakat dan bukan hanya sekedar mencari keuntungan semata seperti yang terjadi pada saat ini.

Individu pada saat itu juga telah memposisikan belajar sebagai bagian dari bentuk pengahambaannya kepada Dzat Yang Maha Esa sehingga tidak ada lagi pikiran untuk mencontek.

Selain karena mereka memang mampu tanpa mencontek, tapi mereka juga meyakini dan telah terbenakkan bahwa mencontek adalah perkara yang tidak halal dan dibenci oleh Allah SWT.

Perilaku individualis pun terjauh dari kehidupan pada masa itu. Setiap individu akan bertindak dengan memikirkan kenyamanan orang lain, budaya saling menghormati dan menghargai antar individu sangatlah nyata.

Mereka memahami bahwa menyebabkan orang lain terganggu atas apa yang dilakukannya merupakan sebuah perilaku yang juga dibenci Allah SWT, sementara memperhatikan kenyamanan orang lain รขโ‚ฌโ€œselama tidak melanggar hukum syarit adalah sesuatu yang dapat mendatangkan pahala.

Mereka tidak hanya berkutat pada kepentingan diri sendiri yang dilandaskan pada HAM sebagai pembenaran atas apa yang dilakukan meskipun pada dasarnya merugikan orang lain.

Individu pada saat itu juga memahami kewajiban mereka untuk berdakwah, ber-amar ma'ruf nahi munkar, sehingga tidak ada lagi sikap tak acuh terhadap individu lainnya.

Disanalah peranan control social terlaksana dan berdampak pada terjaganya nilai-nilai agung yang diajarkan Islam. Begitu pula dengan budaya free sex yang amat sangat asing terjadi pada masa itu.

Selain individu yang bertakwa, masyarakat yang sadar akan kewajibannya untuk ber-amar ma'ruf nahi munkar, kebijakan pemerintah yang membatasi media hanya untuk pendidikan dan informasi.

Serta penerapan hukum Islam yang diperintahkan Allah SWT dalam al-Quran yakni hukuman rajam bagi para pezina, hukuman yang menjerakan, telah menjadi kolaborasi sempurna yang mampu menjauhkan budaya free sex dari setiap individu di masa kegemilangan itu.

Secara historis, sistem Islam yang diterapkan dalam institusi Khilafah telah membuktikan kegemilangannya. Maka sudah menjadi perkara yang tidak perlu diperdebatkan lagi ketika berbicara mengenai perubahan.

Sudah amat sangat jelas bahwa hanya sistem Islam-lah yang mampu mencetak individu-individu ideal berdasarkan kacamata Islam.

Perubahan menuju kegemilangan ini tentu harus diawali dengan cara mengembalikan kesadaran ummat akan pentingnya penerapan Syariah Islam dalam sebuah institusi Khilafah Islamiyah yang bejalan sesuai dengan cara-cara yang diajarkan Rasulullah SAW.

Hanya Islam-lah satu-satunya risalah sempurna yang diturunkan Sang Maha Pengatur untuk mengatur seluruh aspek kehidupan manusia dan segala kegemilangan akan terjadi ketika Islam diterapkan secara sempurna dalam naungan Khilafah.

Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam QS. Al-A'raf ayat 96. Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan Melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi.

Khilafah merupakan satu-satunya sistem suci yang mampu mensinergikan berbagai komponen ipoleksusbudhankam tanpa terjadi distorsi satu sama lain.

Khilafah dibangun berdasarkan ide Islam yang kemudian akan melahirkan peraturan-peraturan yang sesuai dengan hukum-hukum Islam sehingga mencetak perilaku individu dan tatanan sosial yang juga islami.

Namun, untuk mencapai penerapan Islam, tentu kita tidak bisa mempercayai lagi demokrasi sebagai jalan perubahan, sebab demokrasi sangat bertentangan dengan Islam.

Dimana pengambilan kebijakan diserahkan kepada manusia yang sangat lemah, terbatas, dan sarat akan kepentingan pribadi, sehingga mengenyampingkan aturan Allah SWT Yang Maha Mengatur dengan aturan yang sempurna.


Auliaputrias
Jl. Geger Kalong Girang, Bandung
auliaputri.bem@gmail.com
089656605909

(wwn/wwn)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads