"Pasukan keamanan mulai memukuli warga Tibet, hingga menyebabkan luka-luka parah, menggunakan gas air mata dan menembak membabi-buta ke arah kerumunan," demikian disampaikan organisasi HAM Free Tibet yang berbasis di Inggris, seperti dilansir kantor berita AFP, Rabu (9/10/2013).
Menurut kelompok tersebut, para demonstran itu telah berkumpul sejak Minggu, 6 Oktober lalu. Mereka menuntut pembebasan seorang warga Tibet yang ditahan karena menolak mengibarkan bendera China.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Beberapa bulan terakhir telah terjadi peningkatan dalam frekuensi dan tingkat keparahan kekerasan oleh pasukan keamanan," cetus direktur Free Tibet, Eleanor Byrne-Rosengren.
Menurut sumber-sumber Tibet, insiden itu melukai 60 orang. Namun seorang polisi di wilayah Biru membantah insiden itu. "Tak ada aksi protes, tak ada yang terluka," tuturnya kepada AFP.
Kelompok International Campaign for Tibet (ICT) yang berbasis di Amerika Serikat menyatakan, seminggu sebelumnya, para pejabat di wilayah Biru telah meminta kuil-kuil dan rumah-rumah warga Tibet untuk mengibarkan bendera China guna memperingati Hari Nasional pada 1 Oktober.
(ita/nrl)