Sebulan Ada 539 Titik Panas di Kalteng, Lahan 91 Hektare Terbakar

Sebulan Ada 539 Titik Panas di Kalteng, Lahan 91 Hektare Terbakar

- detikNews
Senin, 30 Sep 2013 18:36 WIB
Ilustrasi/ Dok Detikcom
Samarinda - Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) dikepung 539 hotspot (titik panas) sejak 1-29 September 2013 lalu. Tercatat lahan seluas 91,43 hektar terbakar sehingga Kabupaten dan Kota mulai diselimuti kabut asap.

Data diperoleh detikcom dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Kalteng, dalam 3 hari sejak 26-28 September 2013, terjadi peningkatan titik hotspot hingga 100 titik.

"Kondisi terkini di lapangan, terjadi peningkatan eskalasi pembakaran lahan untuk kegiatan pertanian. Rata-rata lahan milik masyarakat," kata Petugas Deteksi Dini BKSDA Kalteng, Andreas Dodi, ketika dihubungi detikcom, Senin (30/9/2013).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dijelaskan Dodi, 539 titik hotspot dari pantauan satelit itu, tersebar merata hampir di 13 Kabupaten dan 1 Kota di Kalteng. Hotspot terbanyak berada di Kabupaten Kapuas (65 titik), Kabupaten Gunung Mas (60 titik), Kabupaten Kotawaringin Timur (59 titik), Kabupaten Katingan (56 titik) serta Kabupaten Pulang Pisau (50 titik).

"Wilayah lainnya berada di bawah angka 50 titik hotspot. Meski begitu, index pencemaran udara masih normal dan jarak pandang juga masih normal," tambah Dodi.

Menyusul tingginya titik hotspot di wilayah Kalteng, kesiagaan petugas di Posko Pengendalian Kebakaran Hutan diperpanjang hingga 15 Oktober 2013 mendatang. Terlebih lagi, suhu udara cukup panas dalam 3 hari ini, mengakibatkan tingkat kelembaban udara di Kalteng sangat rendah.

"Dari data BMKG yang kita peroleh, tidak ada turun hujan sejak 19 September 2013. Dalam 3 hari ini saja, kondisi cuaca cukup panas dan satelit tidak sulit untuk mendeteksi (titik hotspot)," terang Dodi.

"Kondisi kering karena kelembaban rendah ini, berisiko meningkatkan ancaman untuk titik hotspot terus bertambah. Kami tetap bersiaga, mengantisipasinya. Kami berharap masyarakat turut terlibat berperan serta aktif bekerjasama mengantisipasi munculnya titik panas," ungkapnya.

Dihubungi terpisah, Kepala Bandara Tjilik Riwut Palangkaraya, Norman Dani, menerangkan, sejauh ini, kabut asap belum mengganggu aktivitas penerbangan dari dan menuju Bandara Tjilik Riwut.

"Penerbangan masih sesuai schedule. Tapi kami terus pantau perkembangannya, tidak hanya kabut asap tapi kondisi terkini cuaca," kata Norman.

(try/try)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads