Dalam pernyataannya, Shin Bet mengklaim bahwa mata-mata ini dikirim ke Israel oleh pasukan elite Iran, atau yang biasa disebut Garda Revolusioner. Mata-mata ini ditangkap di bandara internasional Ben Gurion di Tel Aviv pada 11 September lalu.
Intelijen Israel mengidentifikasi mata-mata ini sebagai Ali Mansouri dan berusia 58 tahun. Saat ditangkap, dia kedapatan memegang paspor Belgia. Demikian seperti dilansir AFP, Senin (30/9/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mansouri menggunakan identitas palsu Alex Mans setelah direkrut oleh unit khusus tersebut tahun lalu. Menurut hasil interogasi, Mansouri mengaku dijanjikan imbalan besar oleh pemerintah Iran jika bersedia melakukan misi di Israel.
Mansouri mengaku dijanjikan uang sebesar US$ 1 juta untuk menggunakan posisinya sebagai pengusaha untuk mendirikan perusahaan di Israel sebagai perwakilian intelijen Iran di Israel. Menurutnya, tujuan misi ini adalah untuk membahayakan kepentingan Israel dan negara Barat lainnya.
Dalam keterangannya, Mansouri menyatakan pernah mengunjungi Israel pada Juli 2012 lalu dan Januari 2013 lalu. Mansouri yang merupakan warga negara Iran ini, mengaku pernah menikah dengan seorang wanita Belgia pada tahun 2006.
Secara terpisah, kantor berita Belga mengutip pernyataan Menteri Luar Negeri Didier Reynders soal paspor Belgia yang digunakan Mansouri. Menurut Didier, tidak ada indikasi bawha pelaku mata-mata ini mendapatkan kewarganegaraan Belgia dengan cara yang tidak lazim.
Pengumuman penangkapan mata-mata Iran ini disampaikan hanya beberapa jam setelah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu terbang ke AS untuk menghadiri sidang Majelis Umum PBB. Pengumuman ini seolah dimaksudkan untuk menyindir Iran, yang beberapa hari terakhir kerap 'bermulut manis' dengan menyatakan niat untuk melakukan pembicaraan diplomatik terkait isu nuklirnya.
(nvc/ita)