"Indonesia disambut meriah. Wayang kulit, angklung, tarian, batik dan makanan Indonesia sudah mendunia. Kita bangga, di Christchurch ini perlahan warga Selandia Baru semakin mengenal Indonesia," ujar Kepala Perwakilan RI di Wellington, PLE Priatna dari Christchurch dalam siaran pers yang diterima detikcom, Senin (30/9/2013).
Priatna membuka bazar yang dihadiri, Sir Kerry Burke, mantan Ketua Parlemen Selandia Baru, Lady Burke, Ketua Yayasan Dewan Masyarakat Waimasi, Jimmy Chen, Kevin Park, Yani Johanson, para pejabat dewan kota Christchurch, dan juga Prof Paul Flemming, wakil Rektor Cantebury University serta masyarakat dan WNI di kota Christchurch.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak kalah perhatian, Nasi Padang, Mie Bakso, Rendang, Empek-empek dan Sate laris menyedot perhatian warga Christchurch, yang pernah porak poranda akibat gempa besar Februari 2011. Kotak amal yang kita buka diacara ini, akan kita sumbangkan kepada pihak Katedral kota Christchurch yang tertimpa gempa.
"Promosi Indonesia di Chistchurch ini adalah pintu mendekatkan warga Cantebury berbisnis dengan Indonesia. Kawasan kaya yang ditopang perguruan tinggi yang ternama dan bandara internasional dengan jalur ke Asia Tenggara," kata Priatna.
Promosi budaya dan pariwisata oleh KBRI Wellington bekerjasama dengan CIS (Cantebury Indonesia Society) dan PPI Cantebury di kota Christchurch mendapat sambutan hangat. Indofood, dengan produk yang cukup dikenal di Selandia Baru, tak ketinggalan, turut tampil meramaikan.
(jor/bal)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini