Kisah Sulitnya Petugas Haji Lindungi Kakek Asal Madura

Laporan dari Arab Saudi

Kisah Sulitnya Petugas Haji Lindungi Kakek Asal Madura

- detikNews
Senin, 30 Sep 2013 04:26 WIB
Foto: Ilustrasi
Makkah - Niat baik, tidak selalu diterima baik. Itulah yang dialami petugas haji Indonesia. Alih-alih ingin mengamankan jamaah tersesat, petugas haji justru ditimpuki batu karena kesalahpahaman semata.

Kejadian ini berawal saat seorang petugas haji menangkap sinyal-sinyal kebingungan seorang kakek berusia 60 tahun ke atas. Sang kakek semula turun dari bus di Terminal Masbah Jin, areal sektor 1 Daker Makkah.

Khawatir kakek yang tidak diketahui namanya itu kian salah jalan lebih jauh lagi, petugas haji itu membuntuti jejak-jejak langkah kaki kakek tersebut dari belakang. Rupanya 'misi' petugas haji mengamankan jamaah tersesat arah tujuan, tercium oleh kakek yang diketahui berasal dari Sumenep, Madura itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Petugas yang mengenakan seragam lengkap dengan identitas resmi itu berusaha menjelaskan niatnya mengantar kakek itu ke pemondokan. Sayang, komunikasi antar keduanya terbentur kendala bahasa.

Kakek itu rupanya tidak senang dikuntit. Ia naik pitam. Tanpa tedeng aling-aling, ia melakukan perlawanan dengan mengambil krikil lalu menimpuki si petugas haji tersebut.

Entah punya trauma dengan orang tidak dikenal atau mewaspadai modus petugas haji gadungan, kakek itu terus 'mengusir' petugas haji sambil menggerutu dengan menggunakan bahasa Madura.

Keduanya terus berjalan berjauhan di bawah sengatan terik matahari. Jarak perjalanan yang ditempuh si kakek dan petugas haji itu lumayan panjang.

Kakek itu rupanya lebih mempercayai meminta tolong dengan sesama jamaah haji. Ia juga terlihat bertanya-tanya tentang lokasi pemondokannya.

Namun petugas haji pantang menyerah melanjutkan niat baiknya melindungi kakek tersebut sambil terus mengikuti langkah si kakek dengan tetap menjaga jarak. Sampai akhirnya, petugas haji itu bertemu sejumlah rekannya yang tengah bertugas.

"Saya sudah capai ikuti Bapak itu terus. Saya ingin mengantarnya ke pemondokan tetapi ditimpuki batu. Saya tetap ikuti dia karena khawatir tersesat arah pulang. Ada yang bisa berbahasa Madura?" kata si petugas kepada rekan-rekannya seperti yang dikutip tim Media Center Haji (MCH) Daker Makkah, Minggu (29/9/2013).

Beruntung, seorang petugas haji Lukman fasih berbahasa Madura. Mukimin ini mencoba memberi penjelasan kepada si kakek.

Kakek itu selanjutnya bersedia untuk menunjukkan gelang identitasnya. Terlacak sudah, rupanya sang kakek dari Embarkasi Surabaya kloter 32.

Nah, ketika petugas meminta kartu pemondokan untuk mengetahui nomor rumah yang disimpan di tas, kakek menolak dan lagi-lagi marah sambil terus memegangi erat-erat tasnya.

Kakek tersebut kemungkinan mengira tasnya hendak dirampas. "Ini lagi kamu mau bikin gara-gara," semprot kakek masih dalam bahasa Madura sambil mengambil sepotong kayu dan hendak dipukulkannya ke arah petugas.

Lukman dan 2 rekannya mundur teratur sambil terus berusaha meluruskan kesalahpahaman ini. Setelah diberi penjelasan panjang lebar akhirnya kakek yang mengenakan baju koko dan sarung itu setengah percaya dan bersedia diantar petugas ke pemondokan dengan menggunakan kendaraan MCH.

Kakek malang itu ternyata tinggal di Kawasan Aziziah sektor 2 dan nomor rumah 216.

Setiba di pemondokan, kakek itu seakan tersadar. Kemarahannya berubah menjadi keramahan. Senyuman kakek mengembang dan permintaan maaf tulus kakek terucap untuk petugas haji. Mereka saling bersalaman hangat dan berpelukan.

"Saya bahagia sekali bisa menolong, tetapi sedikit sedih karena ternyata tidak semua jamaah haji langsung bisa mempercayai petugas yang resmi," kata Lukman, ayah 2 putra ini.

(aan/jor)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads