Dalam dokumen resmi Interpol ini, disebutkan bahwa Samantha menjadi buronan atas kasus kepemilikan bahan peledak dan persekongkolan tindak kejahatan pada Desember 2011. Diduga keras, surat perintah penangkapan Interpol ini merujuk pada rencana pengeboman sebuah resor setempat pada tahun 2011 lalu yang melibatkan wanita berumur 29 tahun ini.
Demikian seperti dilansir news.com.au, Jumat (27/9/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rupanya, Samantha pergi ke Kenya bersama sejumlah koleganya. Pada saat inilah, dia disebut-sebut terlibat dalam perencanaan serangan bom di kawasan wisata setempat saat musim liburan Natal.
Secara terpisah, otoritas Kenya menyatakan bahwa Samantha yang diketahui telah memiliki suami baru yakni seorang pria Kenya, bertanggung jawab membiayai rencana serangan bom tersebut. Tidak hanya itu, Samantha juga diketahui menyewa sejumlah rumah di wilayah elit di kawasan Mombasa yang dijadikan tempat untuk merakit bom tersebut.
Nama Samantha sendiri tengah dikaitkan dengan aksi penyerangan mal Westgate di Nairobi, Kenya setelah muncul laporan adanya seorang wanita berkulit putih di antara para penyerang. Spekulasi pun beredar bahwa Samantha merupakan tokoh utama dalam aksi penyerangan di mal ini.
Sejumlah informasi intelijen menyebutkan bahwa Samantha sudah sejak lama aktif dalam aktivitas militan terorisme di Afrika. Dia juga disebut-sebut sebagai salah satu juru bicara kelompok militan asal Somalia, Al Shabaab yang mendalangi serangan di mal Nairobi tersebut.
(nvc/ita)