Salah satu siswa SMP Salomo, Labita Octaviola mengaku khawatir terpaksa putus sekolah. Siswi yang tinggal bersama neneknya di daerah Bongsari itu merasa sudah nyaman dengan sekolah yang berdiri sejak 1968 tersebut.
"Pengennya bisa terus sekolah. Gurunya baik, cara mengajarnya enak, biaya disesuain kondisi keluarga," kata Labita di Sam Po Kong, Semarang, Kamis (26/9/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah sekitar 15 menit, Kepala Sekolah Purnomo Hadi kembali menghampiri siswa-siswanya. Ia tidak berhasil menemui pihak yayasan Sam Po Kong. Purnomo mengatakan secara yuridis bangunan sekolah TK-SD-SMP tidak punya kepemilikan tetap karena kalah dalam sengketa dengan Yayasan Sam Po Kong.
"Sebenarnya tanah bukan di tempat sekarang, tapi lebih ke selatan sana. Lalu ditukar di sini, dulu merupakan yayasan ibu dan anak. Kemudian sejak 1968 berdiri sekolah hingga akhirnya dari TK, SD, dan SMP," ujar Purnomo.
Pihak sekolah sejak lama sudah mengajukan kepemilikan tanah, namun pada tahun 2001, Yayasan Sam Po Kong memiliki bukti kepemilikan tanah yang ditempati TK-SD-SMP Salomo, tepatnya di Simongan 127 RT 06 RW II, Kelurahan Bongsari, Kecamatan Semarang Barat.
"Sekarang menunggu detik-detik bagaimana meninggalkannya tanpa penggantian apapun. Dulu pernah mengajukan penggantian uang untuk gedung tapi tidak bisa. Kami hanya bisa berdoa," pungkasnya.
TK-SD-SMP Salomo yang dinaungi Yayasan Kranggan kalah di Pengadilan Negeri dan Tinggi dalam sengketa dengan Yayasan klenteng Sam Po Kong, Putusan PN keluar pada November 2009 dan putusan PT terbit pada Agustus 2010. Terdengar informasi dalam waktu dekat sekolah akan digusur.
Jika eksekusi dilakukan, lanjut Purnomo, 150 siswa akan terancam putus sekolah dan 20 guru kehilangan pekerjaannya. Berbagai cara sudah dilakukan untuk mempertahankan keberadaan sekolah namun gagal.
"Kami mengusulkan agar yayasan diampu oleh Sam Po Kong atau bagaimana. Tapi ternyata tidak ada respons," tegasnya.
Purnomo dan belasan siswanya kemudian berbalik ke bangunan sekolah yang ada di sebelah klenteng Sam Po Kong. Pihak sekolah akan terus berusaha mempertahankan keberadaan TK-SD-SMP Salomo.
(alg/try)