"Bahasa Inggris-nya SD di Malaysia itu sama dengan SMA di negara kita. Matematikanya juga sama. Inilah sebabnya kita jadi TKW-TKW di Malaysia, karena nilai kita jauh. Saya tidak akan pimpin bangsa dengan cara seperti ini. Jangan bikin kebijakan yang memperbodoh bangsa sendiri," jelas JK.
Hal itu disampaikan dia saat menjadi pemateri kunci dalam Konvensi UN di Kemendikbud, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Kamis (26/9/2013). Konvensi UN yang diikuti praktisi dan pengamat pendidikan itu akan digelar hingga Jumat besok.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kemudian muncul alasanya, 'guru tidak siap'. Ya memang kalau berpikir tidak siap ya tidak siap.
Lalu kemudian karena guru tidak siap, jadi (nilai) anak didongkrak terus menerus. Akhirnya berkelahi dia semuanya," ungkap JK.
Dia menambahkan, lebih baik memperbaiki standar UN daripada berpikiran untuk meniadakannya. Standar diperbaiki supaya anak mau belajar dan mau membaca.
"Maka mari kita mulai, kita berkumpul di sini untuk membahas bagaimana ujian yang baik itu
Dulu waktu saya Wapres, saya buat standar kelulusan itu 5,0. Kemudian banyak yang protes, takut nggak luluslah, takut gimanalah. Kemudian ancam bakar sekolah, rusak sekolah. Saya bilang, kumpulkan OSIS-OSIS, dan setelah itu tidak ada tuh sekolah dibakar, semua baik-baik saja," jelas dia.
JK juga mempersilakan dalam forum ini dibahas standar UN untuk tahun depan.
"Iya jadi kita itu harus bikin standar pendidikan yang benar, jangan itu buat kebijakan yang memperbodoh seperti alasan fasilitas. Kita naikkan standarnya supaya anak mau belajar, kalau nggak belajar kan nggak lulus toh? Jadi itu ya. Kemudian sistemnya bagaimana? Nah, itulah yang dibahas dalam konvensi ini," beber JK.
(nwk/nrl)