Hindari Amuk Massa, Rekonstruksi Digelar di Kantor Polisi

Pembunuhan Sadis Debt Collector

Hindari Amuk Massa, Rekonstruksi Digelar di Kantor Polisi

- detikNews
Kamis, 26 Sep 2013 15:39 WIB
Foto: Angling Adhitya P/detikcom
Semarang - Polisi menggelar reka ulang pembunuhan sadis debt collector di Semarang, Sudarmanto (29) yang dihabisi di depan ibunya. Namun reka ulang dilakukan di halaman Polsek Genuk untuk menghindari amukan massa jika dilakukan di tempat kejadian perkara.

Dalam reka ulang, pihak keluarga dari ibu, istri, anak, dan belasan tetangga korban, warga Gebang Anom RT 03 RW 06, Genuksari, Genuk, Semarang ikut menyaksikannya. Mereka terus mengikuti gerak-gerik lima pelaku dalam 19 adegan yang direka ulang.

Adegan diawali saat pelaku yang total ada sembilan orang mendatangi korban menggunakan mobil, kemudian salah satu pelaku turun dan cekcok kemudian beradu fisik menggunakan senjata tajam. Korban kemudian lari namun pelaku berhasil menusuknya hingga jatuh tersungkur. Dari arah belakang pelaku lain memukul korban dengan balok kayu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setelah itu mobil pelaku diarahkan ke korban namun ia berhasil menghindar dengan melompat ke arah kiri. Tepat setelah melompat, pelaku lain menghantamnya dengan kayu. Aksi sadis berlanjut, korban dipukul dengan kayu, dan ditusuk. Bahkan kepala korban dihantam pakai paving.

Aksi sadis itu disaksikan langsung oleh ibu korban, Sulastri (58). Perempuan itu sempat berusaha menyelamatkan anaknya, namun pelaku mengambil semen tempat meletakkan bendera dan mengarahkan padanya. Sulastri pun mundur, sedangkan bongkahan semen itu dijatuhkan ke pinggul korban.

Adegan berakhir saat pelaku meninggalkan korban yang sudah bersimbah darah dan sang ibunda memeluk korban sambil mengucap takbir. Kakak kandung korban, Pujianti sempat berteriak ketika reka ulang selesai. Ia merasa ada adegan yang tidak dilakukan.

"Lho belum selesai. Setelah itu adik saya masih ditusuk-tusuk lagi," teriak Pujianti di Mapolsek Genuk, Semarang, Kamis (26/9/2013).

Pujianti kembali tenang setelah memberi tahu jika adegan yang belum dilakukan itu karena masih ada empat pelaku yang belum tertangkap. Sementara itu ibu korban meminta agar pelaku dihukum mati karena anaknya dibunuh dengan sadis di depan matanya. Lagipula menurutnya aksi tersebut sudah direncanakan karena pada siang hari sebelum kejadian sejumlah orang mendatangi rumahnya namun korban saat itu tidak berada di rumah.

"Saya lihat sendiri kejadiannya. Mereka harus dihukum mati," tegas Sulastri.

Kapolsek Genuk, Kompol Hendri Yulianto melalui Kanit Reskrim Polsek Genuk, AKP Suyono, mengatakan pihaknya menggelar reka ulang di Mapolsek Genuk untuk mengantisipasi amuk massa di lokasi kejadian.

"Kami antisipasi hal yang tidak diinginkan. Oleh karena itu dilakukan di sini," katanya.

Lima orang pelaku yang saat ini sudah tertangkap adalah Limsa Eko Apriyanto, M Riyadi alias Gepeng, Agus Pramono alias Owen, Yusuf Suwandika alias Gepeng, dan Sulistiyono. Pembunuhan yang terjadi hari Rabu (4/9) lalu itu dipicu oleh korban yang kehilangan kalung emas seberat 10 gram lalu menuduh salah satu pelaku yang belum tertangkap yaitu A.

Selain A, pelaku yang belum tertangkap adalah P, pemilik rumah di Jalan Ngablak Kidul, Pedurungan yang merupakan lokasi penangkapan lima pelaku. Ada juga B yang berperan sebagai driver dan satu orang lagi berinisial D.

"Identitas sudah diketahui, kami akan cari sampai ketemu," tandas, Suyono


(alg/try)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads