Adran adalah anak pertama pasangan Anut Waluyo (30) dan Wiwin Angraeni (22) warga Rt 02 Rw 03, Desa Parung Kamal Condong, Kecamatan Lumbir, Banyumas, Jawa Tengah.
"Saat lahir sekitar pukul 04.30 WIB ternyata anak saya tidak ada dinding perutnya, saya kira tadinya itu tali pusar, tidak tahunya itu usus," kata Anut Waluyo kepada wartawan, Rabu (25/9/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pas saya sampai, katanya ruangannya penuh, lalu saya bawa anak saya ke Rumah Sakit Elisabeth, disana katanya alatnya tidak ada, lalu langsung saya bawa ke Rumah Sakit Islam Purwokerto. Di sana juga tidak bisa, kemudian atas surat rekomendasi dari Kepala Rumah Sakit Islam anak saya dibawa kembali ke RSUD Margono," ungkapnya.
Hingga saat ini, lanjut dia, belum ada penanganan khusus yang dilakukan pihak RSUD Margono Soekardjo, untuk menjaga daya tahan tubuhnya, Adran masih ditempatkan di ruang inkubator sambil menunggu penanganan lebih lanjut terhadap nasib anaknya tersebut.
"Katanya anak saya mempunyai kelainan kongenital. Harapan saya anak saya bisa disembuhkan dan berumur panjang. Hingga saat ini saya belum ngurus administrasi tapi sudah pakai Jamkesmas dan sudah minta ijin dari desa untuk dilampirkan jamkesmas. Saat ini masih perawatan," ujarnya.
Anut yang sehari-hari hanya bekerja sebagai kuli panggul kayu bakar ini sangat berharap anak pertamanya bisa segera ditangani oleh tim dokter RSUD Margono Soekardjo. Karena hingga saat ini belum ada dokter yang menangani penyakit anaknya tersebut.
"Untuk biaya sebetulnya saya bingung kalau sampai mahal. Saya cuma kerja sebagai kuli panggul, sedangkan istri hanya dirumah dan mengandalkan uang hasil saya bekerja, saya berharap anak saya lekas sembuh bagaimanapun caranya akan saya usahakan," jelasnya.
Belum ada keterangan resmi dari pihak RSUD Margono terkait penanganan Adran yang saat ini masih berada di ruang inkubator. Sementara dokter maupun perawat masih enggan berkomentar.
(arb/fjr)