"Tahun ini saya mengusulkan untuk pengadaan karaoke room, blok untuk wanita, dan CCTV di ruang deteni," kata Kepala Rumah Detensi Pusat Tanjung Pinang, Surya Pranata di jalan Jend Ahmad Yani, Tanjung Pinang, Rabu (26/9/2013).
Untuk memberikan hiburan, setiap 2 minggu sekali pihak pengelola rudenim mendatangkan organ tunggal untuk para penghuninya. Namun, karena dirasa tak cukup, maka diadakanlah permohonan ruang karaoke di rumah tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rumah ini dibangun pada tahun 2009 dan saat ini menampung 348 orang deteni. Sebagian besar dari mereka adalah para pencari suaka politik yang tertangkap tidak memiliki dokumen yang jelas. Namun ada juga beberapa yang bersifat tahanan reguler karena permasalahan penyalahgunaan ijin keimigrasian.
Jumlah terbesar pencari suaka di rumah detensi ini berasal dari Afganistan. Selain itu masih ada penduduk Myanmar dari Rohingya.
Pengelolaannya diserahkan sepenuhnya pada pihak imigrasi namun dibantu dengan IOM dan UNACR. Di dalam bangunan 3 lantai ini, ruangan deteni perempuan dibuat bersama deteni keluarga. Sedangkan deteni lelaki dipisahkan digedung tersendiri.
Untuk memberikan kenyamanan, mereka pun diberikan pelayanan psikiater, konsultasi kesehatan dan rekreasi bersama.
(bil/fjr)