Kisah Ruhut dan Manusia Munafik

Balada Politik Ruhut

Kisah Ruhut dan Manusia Munafik

- detikNews
Rabu, 25 Sep 2013 15:45 WIB
Ruhut dan barisan penolaknya
Jakarta - Impian Ruhut Sitompul jadi Ketua Komisi III DPR tertunda karena penolakan oleh sejumlah anggota Komisi III DPR. Ruhut berbagi kisah dukanya menghadapi manusia munafik.

"Mereka kalau di depanku bilang Bang Ruhut yang paling pantas memimpin, di belakangku mereka bilang aku badut. Inilah manusia-manusia munafik," kata Ruhut berkeluh kesah.

Hal ini disampaikan Ruhut kepada detikcom, Rabu (25/9/2013).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ruhut sedang mengisahkan hubungannya dengan personel Suding-Bambang-Yani. Memang 'Trio SBY' tersebut terhitung yang paling keras menolak Ruhut jadi ketua Komisi III DPR.

"Yang lain oke, cuma trio itu aja," kata Ruhut.

Dengan Ahmad Yani, Ruhut bahkan cukup dekat, saat Yani menolaknya sebagai ketua Komisi III DPR, Ruhut mengenang kala anaknya pernah memberikan batik India untuk Yani.

Benar saja setelah Ruhut mengungkit pemberian batik India itu, Ahmad Yani menghampirinya. Ahmad Yani lantas bersalaman kompak dengan Ruhut dan disorot kamera. Keduanya terlihat sangat akrab.

Namun kemesraan keduanya pasca 'kisruh' yang berbuntut penundaan pelantikan Ruhut pada Selasa (24/9) kemarin itu hanya bertahan beberapa jam. Hari ini Yani bicara soal batik yang diberikan Ruhut hanyalah baju biasa dan harganya murah.

"Masalah itu betul. Saya waktu itu di India sedang jalan melihat batik bagus sekali. Itu baju biasa, murah kok harganya nggak seberapa, warna hijau dan biru," cerita Ahmad Yani, Selasa Sore.

Dan hari ini Yani bahkan mengikuti Desmon Mahesa dari Gerindra yang menyudutkan Ruhut dengan kumpul kebo. Masalah pribadi lama yang kemudian didengungkan Desmon sebagai alasan Gerindra menolak Ruhut. "Negara ini berketuhanan. KUHP ada pasal pidana kumpul kebo. Mudahan-mudahan itu tak benar," ujar politisi PPP itu.

Lalu siapa yang sebenarnya dianggap Ruhut manusia munafik? Barangkali Ruhut lupa, dalam politik tidak ada kawan dan musuh yang abadi.

(van/nrl)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads