Menurut sumber detikcom di internal Golkar, saat ini internal Golkar mulai bergejolak. Mulai banyak yang realistis dan melihat jawaban dari rendahnya elektabilitas Ical adalah menunjuk capres lain, bahkan dibuka peluang mendukung capres yang diusulkan partai lain dengan menempatkan tokoh Golkar sebagai cawapresnya.
Dinamika internal Golkar memang menghangat menjelang Rapimnas Oktober mendatang. Ketua Wantim Golkar Akbar Tandjung bahkan sudah mewacanakan konvensi capres Golkar, di tengah lambatnya peningkatan elektabilitas Ical. Tak cukup itu, Akbar juga buka-bukaan soal penyebab lambatnya pertumbuhan elektabilitas Ical, salah satunya karena lumpur Lapindo.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Akbar Tandjung bukan satu-satunya tokoh yang berani bersuara keras soal pencapresan Ical. Konon di internal Golkar kubu-kubu yang tercerai-berai mulai menyatukan kekuatan. Akankah Rapimnas Golkar jadi ajang pendongkelan pencapresan Ical? Sampai saat ini memang tak ada yang berani secara lugas mendongkelkan pencapresan Ical bisa saja diganti, namun Ketua DPP Golkar Yorrys Raweyai telah memulai, menyimpulkan bahwa pencapresan Ical membebani Golkar.
Rendahnya elektabilitas Ical diakui oleh banyak elite Golkar. Jubir DPP Golkar Tantowi Yahya yang mencoba membela Ical di tengah serangan Akbar pun tak memungkiri bahwa elektabilitas Ical harus didongkrak.
Sementara Waketum Golkar Agung Laksono malah berani bicara bahwa Rapimnas bakal jadi ajang evaluasi pencapresan Ical meski Agung masih memasang satu kaki lainnya untuk mendukung Ical.
"Dalam arti untuk mengisi kekurangan-kekurangan yang ada, memberitahu mana yang harus ditingkatkan penggalangannya. Bukan untuk mengubah keputusan (Ical jadi capres Golkar)," kata Agung Laksono usai dilantik sebagai Ketua Dewan Pembina Ikatan Alumni Resimen Mahasiswa Indonesia (IARMI) Provinsi DKI, di Kampus UKI, Cawang, Jakarta Timur, Rabu (25/9/2013).
Agung pun berharap senior Golkar tak mengumbar perbedaan pandangan soal capres Golkar. Menurut isu yang berkembang, Agung juga masuk kubu yang mencoba-coba menggoyang Ical, meski selama ini Agung terus bicara mendukung pencapresan Ical.
Dengan situasi politik yang memanas menjelang Rapimnas, banyaknya tokoh yang mencoba-coba menggoyang Ical, akankan pencapresan Ical terealisasi di 2014? Ataukah Golkar akhirnya realistis dan memberanikan diri mengusung capres lain, atau bahkan mendukung capres partai lain?
(van/nrl)