Wayan memang pernah dipercaya memimpin Kalapas IIB Takalar, Karutan Klas I Makasar, Kalapas Klas IIA Bogor dan selanjutnya tiga kali memimpin Lapas Klas IA di Madiun, Malang dan Cipinang.
Tahun 2011, suami Herly Ermawati Siregar (PNS di Pengadilan Negeri Bogor) ini dipercaya menjadi Direktur Bimbingan Kemasyarakatan dan Pengentasan Anak. Ketika menjabat Kakanwil Sulawesi Utara, pernah mendapat penilaian sebagai Kanwil Terbaik Ketiga di tahun 2012.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Uniknya, Wayan adalah lulusan Sekolah Menengah Pekerjaan Sosial yang bidang ilmunya relatif dekat dengan tugas dan fungsi pemasyarakatan. Dalam makalahnya, Wayan mengusung tiga klaster solusi penanganan masalah pemasyarakatan meliputi jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang.
Wayan menyebutkan, kebijakan crash program perlu dioptimalkan, tidak hanya untuk pembebasan bersyarat, tetapi juga cuti bersyarat dan cuti menjelang bebas. Sebagai pimpinan, Wayan dinilai memiliki inovasi.
"Saat saya melakukan pemeriksaan, Lapas yang dipimpin Wayan membuat 'dispenser buatan sendiri' dengan memasukkan pemanas ke dalam tempat air besar agar WBP tidak memanaskan air sendiri dengan membakar kaos," ucap salah seorang auditor Inspektorat.
Orang terdekat Wayan juga memiliki kenangan tersendiri. "Semasa menjabat Kalapas Rutan, Wayan tidak kembali ke rumah dulu sebelum mengunjungi blok napi," ujar istri Wayan.
Dalam LHKPN tanggal 8 Mei 2012, Wayan memiliki total kekayaan Rp. 1.573.802.083. Dengan rincian harta tidak bergerak Rp. 714.689.000. harta bergerak Rp. 229.000.000, harta bergerak lainnya Rp. 103.000.000, giro dan setara kas Rp. 527.113.083.
"Itulah profil salah satu dari sepuluh calon Dirjen Pemasyarakatan. Panitia Seleksi terus mengharapkan masukan masyarakat terutama terkait track record para kandidat. Masukan dapat disampaikan melalui sms ke nomor 081392003339 atau via email pansel.dirjenpas@kemenkumham.go.id," kata Wamenkum Denny Indrayana dalam keterangannya kepada detikcom, Rabu (25/9/2013).
(ndr/mad)