Sulitnya Menertibkan Parkir Liar Penjemput 'Anak Pejabat'

Sulitnya Menertibkan Parkir Liar Penjemput 'Anak Pejabat'

- detikNews
Rabu, 25 Sep 2013 12:18 WIB
Sulitnya Menertibkan Parkir Liar Penjemput Anak Pejabat
Jakarta - Dinas Perhubungan DKI Jakarta sedang getol menertibkan parkir liar di jalanan Jakarta. Tim pemburu pentil pun diterjunkan. Namun ada satu komunitas yang sulit ditaklukkan: para penjemput anak sekolah.

Sebetulnya banyak sekolah yang menjadi titik kemacetan karena di depannya parkir sejumlah kendaraan penjemput. Namun yang paling kentara terjadi di Jl Pemuda, Jakarta Timur, tepatnya di depan sekolah Lab School Rawamangun.

Mereka parkir di pinggir jalan dan membuat macet, terutama di jam-jam sibuk. Ada sejumlah alasan mengapa mereka sulit ditertibkan. Berikut empat di antaranya:

Anak Pejabat

Puluhan mobil yang parkir di Jl Pemuda ini memakan 2 lajur. Mayoritas dari mereka merupakan sopir-sopir yang hendak menjemput siswa Lab School Rawamangun yang hendak pulang sekolah.

Dari mobil kelas mewah hingga menengah terjajar rapi di depan sekolah. Mobil tersebut yakni Range Rover, Toyota Rush, Toyota Vios, Alphard Velvire, Honda Jazz dan Toyota Innova biru tua dengan lambang Kementerian Pertahanan.

Petugas Dishub yang sedang berada di kawasan itu tidak bisa berbuat apa-apa. Mereka hanya bisa mengimbau sopir mobil.

"Kebanyakan yang parkir di sini anak-anak pejabat semua. Kita setiap hari sudah mengimbau dan melarang mereka untuk penindakan kewenangan polisi. Dishub hanya bisa menindak pelat kuning," kata salah seorang petugas Dishub.

Berani Melawan

Petugas Dishub sudah berusaha setiap hari untuk menertibkan mobil-mobil tersebut. Namun tidak bisa lancar karena ada perlawanan.

"Kita lebih pusing lagi karena mereka lebih berani dari kita. Saat kita imbau, mereka bilang, anak saya masih di sekolah, kalau anak saya kenapa-kenapa Bapak mau tanggung jawab. Mereka nggak ada yang jera sama sekali, sampai kita kempesin mereka tetap membandel," kata dia.

Parkir liar menyebabkan kemacetan di sekitar lokasi saat pukul 10.00 WIB, 12.00 WIB dan 16.00 WIB. Sebab panjang mobil-mobil parkir itu hampir 1 km.

Tak Mau Pakai Alternatif

Kepala Suku Dinas Perhubungan Jakarta Timur Mirza Aryadi mengatakan, sudah memberi sejumlah alternatif untuk parkir para penjemput. Namun usulan itu tak digubris.

"Kalau mau parkir lama sebenarnya bisa di gedung UNJ, gedung olahraga dekat perempatan lampu merah, atau stadiun balap sepeda. Sedangkan di Tarakanita bisa di pakirkan Mal Arion dan balap sepeda. Kita sudah berkali-kali kasih imbauan tapi tidak didengar," imbuhnya.

Tak Mau Drop Off

Kebiasaan sopir penjemput anak pejabat yang parkir di jalanan adalah menunggu selama berjam-jam. Mereka tak mau menggunakan sistem drop off.

Maka itu, kemacetan pun tak terhindarkan. Sebab kendaraan itu dengan santainya memakan dua lajur jalan.

"Mbok ya orang tua yang jemput anaknya jangan nunggu satu sampai dua jam. Kan bisa tunggu 15 menit dengan sistem drop off, pas anak pulang langsung jalan," kata Kepala Suku Dinas Perhubungan Jakarta Timur Mirza Aryadi.
Halaman 2 dari 5
(mad/nrl)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads