"Ngomongin sisi pendidikan. Mereka sudah analisa. Jadi tidak selalu penambahan uang untuk pendidikan itu bisa menambah baik (kualitas pendidikan). Mereka punya analisa kalau BOS juga nggak cukup, mereka pernah lakukan di Papua. Dia juga punya sistem teknologi online pengawasan," jelas Wagub DKI Basuki T Purnama (Ahok).
Ahok menyampaikan hal itu usai menerima perwakilan Bank Dunia di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (25/9/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Supaya sistem kita tuh jadi, orang dikasih uang ada dasarnya, berdasarkan keadilan. Lalu tes ujian nasional seperti apa. Jadi semuanya itu ada poin-poin untuk nambah duit ada tujuannya. Mau tambah berapa dia punya analisa. Terus, berapa sih yang pantas buat guru? Guru-guru itu kalau dinaikkan gaji kewajibannya apa?" kata Ahok.
Nah, riset yang berkaitan dengan sistem dana bantuan pendidikan dan dampaknya ini sudah dikumpulkan Bank Dunia dari seluruh dunia juga Indonesia, sehingga tak perlu ada studi banding ke luar negeri.
"Dia analisa dari seluruh dunia. Dia punya pengalaman juga, jadi kita nggak usah studi banding ke mana-mana. Nggak perlu bayar orang untuk kajian-kajian lagi soal pendidikan. Mereka sudah punya yang nasional yang dunia pun punya," jelas Ahok.
Kendati demikian, Bank Dunia tidak menawarkan pinjaman dalam pertemuan ini. Bank Dunia hanya diminta datang memaparkan hasil riset mereka.
"World Bank itu bukan soal pinjam meminjam duit. Jadi satu organisasi seluruh dunia dengan pengalaman. Nah, mereka spesialis bidang pendidikan. Mereka datang kita dengarkan. Memberi bantuan analisa kajian, jadi kita mengundang konsultan gratis, mengkaji ini semua lalu konsultan tingkat dunia datang berikan data, kita dengarkan paparannya," jelas dia.
(nwk/nrl)