"Setelah sosialisasi di bulan Oktober, mungkin November kita sudah bisa patroli laut," PLH Kantor Imigrasi Kelas I Kota Batam, Rafli, di pelabuhan ferry Sekupang, Sekupang, Batam, Selasa (24/9/2013).
Patroli ini dilakukan di puluhan pelabuhan tradisional yang ada di pesisir kota Batam. Pelabuhan tradisional ini disinyalir menjadi pelabuhan 'tikus' dan menjadi pintu masuk para imigran gelap ke Indonesia atau menuju Australia untuk mencari suaka politik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para imigran ini biasanya menggunakan kapal berukuran kecil sehingga tidak mudah dikenali. Untuk melaksanakan patrolinya, pihak imigrasi Batam saat ini memiliki 2 kapal yang akan beroperasi sekali setiap pekannya.
"Rencananya seminggu sekali," terangnya.
Saat ini, sosialisasi pra patroli ini dilakukan pada masyarakat pesisir dan berada di sekitar pelabuhan tradisional.
Di kota Batam sendiri, Imigrasi memiliki 7 tempat pemeriksaan imigrasi (TPI) laut yang berada di pelabuhan Sekupang, Kabil (pelabuhan barang), Harbor Bay, Batam Centre, Batu Ampar (pelabuhan barang), Marina City dan Nongsa. Selain itu juga terdapat 1 TPI udara yang berada di bandara Hang Nadim, Batam.
(bil/sip)