Richard menceritakan pengalamannya kepada detikcom disertai foto-foto serangga itu. Richard saat itu duduk di kursi dekat dengan jendela.
"Saya nggak punya pikiran apa-apa. Lantas begitu terbang, sekelebat di samping, saya menoleh dan terkejut ada kecoak. Cuma seekor dan berpikir seekor kecoak ini sedang sial saja berada di dalam kabin," katanya, Selasa (24/9/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di jendela penumpang depan, saya lihat yang lain juga. Saya masih berpikir tidak bermasalah, di sandaran kepala saya, ada juga kecoak kecil lagi jalan-jalan. Sebentar lagi lihat di sebelah kanan," kata Richard.
Saat itu Richard memotret kecoak di beberapa titik namun lupa memberitahukannya kepada pramugari. Richard sangat menyebut kecoak yang berkeliaran ini mengganggu. Padahal, pelayanan penuh di maskapai penerbangan pelat merah ini dinilainya sudah bagus, begitu pun pramugarinya dinilai Richard cukup sigap dan ramah.
"Ini masukan saya karena mencintai BUMN kita sendiri. Masa harus kolaps karena penerbangan bersama kecoak ini? Kalau bisa Merpati bisa seperti Garudalah. Dulu Garuda juga payah tapi sekarang jadi bagus," imbaunya.
Humas MNA Purwatmo mengatakan pihak MNA rutin melakukan penyemprotan anti-kuman/serangga (fumigasi) sebulan sekali di kabin seluruh pesawatnya. Selain itu MNA juga melakukan pest control secara berkala.
"Seluruh pesawat kita sudah fumigasi selalu, rutin sebulan sekali. Itu prasyarat," jelas Purwatmo.
Purwatmo berterima kasih atas informasi Richard. "Terima kasih atas feedback yang telah diberikan kepada Merpati guna perbaikan lebih lanjut," kata Purwatmo.
(nwk/nrl)