Kasi Pelayanan dan Pengamanan Daker Makkah, Asep Abdullah, mengatakan aksi joki yang menawarkan jasa mencium Hajar Aswad paling rawan terjadi di areal tawaf Masjidil Haram.
Menurut dia, sang joki mencium Hajar Aswad ini ternyata tidak cuma-cuma menawarkan jasanya. Pelaku bahkan kerap meminta imbalan hingga melakukan pemerasan terhadap jamaah haji.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, kata dia, ada juga modus joki yang tanpa transaksi. "Jamaah mudah mencium Hajar Aswad. Ada yang bantu tetapi tidak dikomunikasikan. Setelah selesai mencium Hajar Aswad, jamaah senang dan bangga nah joki lalu melakukan pemerasan dengan dalih telah membantu jamaah. Mereka minta uang 500 hingga 1.000 riyal," ungkap dia.
Asep mengimbau, agar jamaah senantiasa berhati-hati.
"Jangan percaya kepada orang yang tidak dikenal yang menawarkan diri membantu mencium Hajar Aswad. Jangan mau dibantu, jangan mau dijokiin," imbau Asep.
Ia menduga, pelaku joki jasa mencium Hajar Aswad merupakan warga Indonesia yang menetap di Makkah dan mengalami kesulitan biaya hidup.
"Yang sulit dipercaya mereka berbadan kecil dan bisa mengalahkan jamaah yang berbadan tinggi besar hingga jamaah (korban) bisa menembus mencium Hajar Aswad. Kok semudah itu mereka melakukan berkali-kali," kata Asep.
5 Jamaah Kecopetan
Dalam kesempatan terpisah, Kepala Sektor Khusus Masjidil Haram Husban Abadi mengatakan, ada 5 jamaah haji yang menjadi korban penipuan di Masjidil Haram.
Mereka yakni Syarifah Aisyah dari Embarkasi Batam Kloter 1 kehilangan gelang dan identitas haji. Rahmat bin Minlu dari kloter 3 Embarkasi Lombok kehilangan uang 500 riyal dan ponsel.
Selanjutnya Pariyah bin Ismail dari Embarkasi Solo kehilangan 500 riyal dan ponsel. Nahariyah asal kloter 4 embarkasi Makassar kehilangan Rp 2 juta, 1.000 riyal, ATM dan KTP serta Nunariyah binti Basyari dari Embarkasi Solo kehilangan tas identitas, uang Rp 1,8 juta dan 30 riyal.
"Kita imbau jamaah percaya pada petugas yang memakai ID, yang tidak punya dicurigai," imbau Husban.
(aan/nik)