"Banyak fenomena agency ini dari tahun 2005, karena suatu perusahaan butuh agency manajerin SPG," ungkap salah satu penyalur SPG yang tidak mau disebutkan namanya saat berbincang dengan detikcom, Senin (23/9).
Pria yang telah lima tahun menggeluti dunia penyaluran SPG ini menjelaskan
pihak agency memiliki beberapa kategori atau yang disebut dengan grade SPG seperti grade A dan grade B yang dapat dipilih sesuai dengan permintaan klien.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Grade A itu biasanya kayak untuk mobil mewah, fee dasarnya Rp 450 ribu hingga Rp 800 ribu per hari dengan 6 jam kerja. Grade B lebih ke SPG handphone atau rokok, fee-nya tentu di bawah grade A," ujarnya memaparkan.
Lebih lanjut dia mengungkapkan, pihak agency tidak memberikan peraturan khusus kepada para SPG seperti larangan memberikan nomor telepon pribadi kepada pengunjung atau pelanggan. Hal tersebut sepenuhnya diserahkan kepada
SPG.
"Gak ada larangan (memberi nomor HP ke pelanggan). Itu tergantung SPG-nya, mungkin dia untuk meluaskan jaringan ataupun untuk hal-hal yang 'lain', itu terserah mereka," ujarnya.
Dia tidak menampik dalam dunia SPG ada yang nakal dengan sekaligus 'nyambi' menjadi wanita panggilan yang dapat dipesan. "Sebenarnya kembali ke pribadi masing-masing. Memang saya pernah menemukan itu (nyambi). Tapi agency itu tidak hanya untuk SPG, ada juga yang untuk ke karaoke, hotel, tanda kutip dunia yang kayak gitu, maaf-maaf ya yang main lady escort (LC atau LE), saya yang baik-baik aja," katanya menegaskan.
Menurut salah seorang dari agency lain yang mengurus SPG, Ainun Fitri, setiap SPG yang direkrut dalam ajang pameran IIMS punya kualitas beda dibandingkan SPG di ajang lain. Ia menceritakan biasanya SPG direkomendasi oleh orang-orang tertentu yang sudah dikenal dan sudah berpengalaman di ajang sebelumnya.
Jadi, dia menekankan, jarang SPG yang disertakan di IMMS masih fresh graduate. Apalagi SPG yang diajak juga sebagian besar memang mahasiswa yang punya kelebihan bahasa Inggris dan memang ingin mencari pekerjaan sampingan.
"Ya, kami kan pas mereka kirim CV atau dikenalin sama orang sudah tahu. Ganggu jam kuliah tidak? Karena kalau sudah kerja SPG, mereka harus siap korbanin kuliah paling beberapa hari," ujar Ainun kepada detikcom di ajang IIMS, Jumat pekan lalu.
(brn/brn)