5 Cerita Terakhir Tentang Salsabila, Korban Kecelakaan Maut di Senayan

5 Cerita Terakhir Tentang Salsabila, Korban Kecelakaan Maut di Senayan

- detikNews
Senin, 23 Sep 2013 10:30 WIB
5 Cerita Terakhir Tentang Salsabila, Korban Kecelakaan Maut di Senayan
Jakarta - Sabila Yasaroha Aslaha atau Salsabila (17), menjadi salah satu korban tewas dalam kecelakaan maut di Jl Asia Afrika, Senayan, Jakarta Pusat. Ini lima cerita terakhir tentang remaja cantik tersebut.

Salsabila tewas bersama Fikri Ramadhoni saat sedang menikmati otak-otak di pinggir jalan. Kala itu, Minggu (22/9) pagi, mobil Toyota Altis yang dikemudikan David (22) tiba-tiba menabrak mobil parkir dan kerumunan remaja yang sedang menikmati malam panjang tersebut.

Berikut lima cerita terakhir tentang Salsabila:

Foto-foto Terakhir

Tak ada yang janggal sebelum Salsabila menjadi korban kecelakaan maut. Namun sebelum kejadian, gadis yang baru saja lulus SMK itu terus meminta difoto.

"Kak, foto-foto Salsabila dulu," tutur teman Salsabila, Rendy Fajar Zein (24).

"Selama ngerayain (ultah) dia ceria, terlihat senang, nggak tahu kalau terakhir kejadian begini," kata Rendy sambil menangis.

Rendy menceritakan, pagi itu dirinya mengajak Salsabila untuk pulang ke rumah. Tapi kawannya yang lain memilih untuk mampir di Jalan Asia Afrika, Senayan, Jakarta.

Sweet Seventeen

Malam Minggu (21/9) adalah hari yang membahagiakan bagi Salsabila (17). Sebab malam itu dia akan menraktir teman-temannya dalam rangka merayakan ulang tahunnya yang ke-17. Tapi malang tak dapat dicegah, perayaan sweet seventeen itu berakhir duka.

Salsabila genap berusia 17 tahun pada 16 September 2013. Namun karena satu dan lain hal, dia baru menraktir teman-temannya pada Sabtu malam (21/9).

"Dia minta ke Mamanya uang untuk pergi ke salon sekalian malam Mingguan. Habis Magrib, dia jalan dengan teman-temannya, mau nraktir untuk perayaan ulang tahun," kata Ii Handayani, tante Salsabila.

Acara nraktir di Kemang itu rupanya berlanjut dengan kongkow di kawasan Patung Panahan, Senayan, yang memang selalu ramai muda-mudi di malam Minggu.

Sekitar pukul 05.00 WIB, Minggu (22/9/2013), Salsabila sedang makan otak-otak, jajanan murah-meriah di pinggir jalan Jl Asia Afrika. Dia duduk santai bersama temannya, Frans (19) dan Fikri (21). Tiba-tiba saja muncullah Altis berkecepatan tinggi menabrak mobil-mobil dan ketiganya. Frans terlempar dan pingsan. Sedang Fikri dan Salsabila meninggal dunia.

Bercita-cita Jadi Model

Salsabila, gadis 17 tahun yang baru lulus dari SMK, menjadi korban tewas atas kecelakaan maut di Jl Asia Afrika, di dekat Patung Panahan, Senayan, Jakarta Pusat. Kecelakaan maut itu sekaligus mengubur cita-cita gadis cantik itu menjadi model profesional.

"Dia model sejak kelas 1 SMK. Jadi kemarin dia pamit mau ada sesi foto bareng sama teman-temannya di Senayan," kata ayah Salsabila, Supriyono.

Supriyono mengenang anak kedua dari tiga bersaudara ini sebagai anak yang baik dan sopan. Teman-temannya juga banyak, sebagian juga dari kalangan model. Usai lulus SMK rencananya Salsabila akan melanjutkan kuliah dan menekuni kariernya sebagai model.

"Dia bilang dia mau kuliah juga karena dia mau meneruskan karier modelingnya," ucap Supriyono.

Namun apa mau dikata, Sang Pencipta punya kehendak lain. Impian Salsabila kini menjadi kenangan orang-orang tercinta di sekitarnya. Salsabila dimakamkan di peristirahatan terakhir di TPU Wakaf Pulogadung pada Minggu (22/9) selepas ashar.

Selendang

Salsabila, pada Sabtu 21 September 2013, meminta uang kepada ibunya untuk ongkos ke salon sekaligus untuk menraktir teman-temannya merayakan ulang tahunnya. Selepas magrib, dia berpamitan.

Namun saat di salon, dia sempat menghubungi ibunya untuk minta diantarkan selendang. Supriyono, ayah Salbila, belakangan menduga selendang itu adalah sebuah isyarat. "Mungkin itu firasat Mamanya," ujar Supriyono.

Kisah berlanjut. Setelah makan-makan bersama temannya di Kemang, Salsabila meneruskan malam Minggu dengan kongkow di kawasan Patung Panahan, Senayan. Kawasan itu sudah lama menjadi tempat kongkow anak muda Jakarta, lengkap dengan aneka kendaraan mereka. Karena banyak anak nongkrong, wajar bila banyak penjaja makanan-minuman yang mengais rezeki.

Namun cerita berakhir duka. Selendang itu jadi saksi bisu kecelakaan maut tersebut.

Otak-otak Terakhir

Menjelang pukul 05.00 WIB, Minggu (22/9/2013) Salsabila menyantap otak-otak di penjual gerobak sepeda. Dia duduk pinggir jalan bersama dua rekannya, Frans Januar (19) dan Fikri Ramadhoni (21) serta lainnya. Hingga kemudian brakkk!!! Sebuah sedan Altis diduga berkecepatan 100 km/jam melaju dan menabrak mobil-mobil yang parkir, lalu menyeruduk mereka yang berada di pinggir jalan. Tidak terdengar suara rem berdecit sebagai usaha untuk menghentikan deru kendaraan itu.

Ketika Altis berhenti, suasana horor tampak terlihat. Beberapa orang tergeletak, termasuk Frans, Salsabila, dan Fikri. Dua nama terakhir tewas di lokasi. Bumbu kacang otak-otak tampak menyemburat di mobil Altis. Frans terlempar dan pingsan. Empat orang lainnya juga terluka.

Sedang gerobak otak-otak berserakan, lengkap dengan dedaunan pembungkus penganan itu. Altis yang dikemudian David (22) menabrak Vios, Accord dan Mercy. Ketika turun dari mobil, sejumlah orang membogem David sebelum dilerai oleh orang-orang lainnya. Kemudian David dibawa ke Unit Laka Lantas Polda Metro Jaya di Pancoran, Jaksel, untuk dimintai keterangan dan tes urine.
Halaman 2 dari 6
(mad/nrl)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads