Biasanya pukul 04.30 WIB, suasana Jalan Cirendeu Raya, Ciputat, Tangerang Selatan sudah mulai ramai. Namun berbeda dengan hari Sabtu dan Minggu saat orang-orang libur bekerja. Kawasan ini masih tampak sepi.
Bahkan di depan Sekolah Al-Fath, tak ada seorangpun yang melintas selain Aipda Patah dan 2 orang laki-laki misterius yang mengendarai motor matic. Di situlah anggota Satlantas Gambir ini ditembak oleh pria tak dikenal tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, pria yang menembak punggungnya itu bertubuh agak gemuk dan berambut gondrong sepundak. Selain membawa senjata rakitan yang digunakan untuk menembak dirinya, pria itu juga membawa bungkusan berwarna hitam yang tidak diketahui apa isinya. Ia mengenakan jaket hitam dan membonceng di belakang.
"Dia nggak pakai helm, makanya saya bisa lihat wajahnya. Kalau yang depan, saya nggak lihat. Kan ketutupan yang belakang," paparnya.
Sayang ia tak dapat berbuat apa-apa. Peluru yang ditembakkan pria gemuk ke punggung sebelah kirinya itu menembus hingga ke dada. Ia terjatuh tak jauh dari Masjid Al-Ikhsan, tempat di mana ia sering melaksanakan sholat berjamaah.
"Saya ditolong jamaah situ. 'Eh ini Pak Polisi yang sering ngobrol sama kita, ayo bawa ke rumah sakit'," katanya menirukan ucapan orang-orang yang menolongnya kala itu.
Beruntung ia masih tersadarkan diri, sehingga dapat menghubungi keluarganya di rumah. Sambil menahan sakit yang teramat sangat, ia menguatkan diri untuk menghubungi telepon genggam anak sulungnya.
"Istri saya langsung datang dan menemani saya ke rumah sakit," ucapnya.
(kff/jor)