Menurut kesepakatan tersebut, Presiden Bashar al-Assad memiliki waktu satu minggu terhitung sejak Sabtu (14/9) untuk menyampaikan deklarasi secara menyeluruh soal senjata kimia miliknya. Dengan demikian, batas akhir bagi Presiden Assad jatuh pada Jumat (20/9) atau Sabtu (21/9) pagi hari waktu setempat.
"Kami mengharapkan mereka untuk menyerahkan daftar tersebut dalam waktu seminggu," ujar juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Marie Harf, kepada media setempat dan dilansir AFP, Jumat (20/9/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut, Harf menegaskan bahwa dalam kesepakatan AS-Rusia di Jenewa pekan lalu, tidak disepakati penggunaan istilah 'tenggat waktu'. "Kerangka kerja tidak menetapkan adanya tenggat waktu. Kita mengharapkan untuk melihat apa yang terjadi selama jangka waktu tersebut," imbuhnya.
Pemerintah AS sebelumnya menyatakan bahwa deklarasi Suriah soal senjata kimia miliknya tersebut akan menjadi ujian pertama bagi keseriusan rezim Assad terhadap janji yang diucapkannya. Secara resmi, Assad sudah menyatakan sepakat atas usulan Rusia untuk menyerahkan dan menghancurkan senjata kimia miliknya.
Di bawah kesepakatan AS-Rusia, Suriah harus mengizinkan ahli senjata kimia untuk mengakses lokasi-lokasi persenjataan miliknya. Langkah selanjutnya ialah pemindahan senjata tersebut ke zona aman yang diawali dunia internasional dan kemudian proses penghancuran dilakukan paling lambat pertengahan tahu 2014 mendatang.
Pengawas senjata kimi dunia, Organisasi Larangan Senjata Kimia (OPCW) dijadwalkan akan menggelar rapat khusus soal Suriah pada Minggu (22/9) mendatang di markas mereka di Den Haag. Diharapkan sebelum rapat itu, Suriah sudah menyerahkan daftar senjata kimia miliknya ke OPCW.
(nvc/mad)