Foke jadi salah satu kandidat dubes bersama 21 nama lainnya. Dia diusulkan pemerintah untuk menggantikan dubes Eddy Pratomo.
Namun, ada sejumlah pihak yang menolak nama Foke. Sebagian lagi tentu saja ada yang memberikan dukungan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Penolakan PPI Jerman
|
"PPI Pusat di Jerman dengan ini menilai bahwa Dr Ing Fauzi Bowo tidak memenuhi kriteria yang tepat dan layak untuk mengemban tugas sebagai Duta Besar Republik Indonesia," demikian isi suratnya.
Ada empat pertimbangan terkait penolakan ini. Pertama, kampanye hitam Foke saat Pilgub DKI. Kedua, gagal mengemban tugas sebagai gubernur DKI. Ketiga, tidak memaksimalkan hubungan Jakarta dan jerman. Keempat, PPI menilai jabatan Dubes sebaiknya diserahkan apda orang yang jago dalam bidang serta sosok yang melayani dan melindungi masyarakat.
2. 2 Orang Mengklaim PPI Jerman Dukung Foke
|
Salah seorang yang mengaku bernama Huda Rahman merangsek menemui Foke yang sedang dikerubuti wartawan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (18/9/2013). Seorang yang datang bersama Huda Rahman mengatakan bahwa Huda adalah perwakilan PPI Jerman.
"Ini perwakilan PPI Jerman mau menyampaikan aspirasi," ujar pria tersebut.
Kemudian Huda menyampaikan beberapa tuntutan kepada calon Dubes Jerman. "Bagi saya mahasiswa Indonesia di Jerman, tidak masalah siapa pun yang jadi Dubes Jerman asal berkomitmen terhadap 5 poin ini. Tapi dia harus meningkatkan kerja KBRI, memperhatikan kesejahteraan mahasiswa, meningkatkan kerja sama Indonesia-Jerman, transfer knowledge. Sudah itu saja," ujarnya.
Foke beberapa kali melengkapi kalimat Huda yang terbata-bata menyampaikan aspirasi. Eks Gubernur DKI itu juga terlihat santai.
Ditemui setelah Foke meninggalkan wawancara, Huda diminta wartawan menunjukkan Kartu Tanda Mahasiswanya. Namun dia tak bisa memberi bukti. "Ada di mobil," kilah Huda.
3. Foke Menjawab Diplomatis
|
"Saya pernah menjadi pengurus PPI juga, barangkali dulu suara saya sama kerasnya dengan teman-teman. Dalam alam demokrasi itu sah-sah saja," kata Foke.
Eks Gubernur DKI ini menghargai pendapat PPI Jerman. Namun, menurut Foke, yang menilai kelaikan dirinya sebagai dubes adalah pemerintah dan DPR.
"Seperti di Indonesia, di Jerman juga ada perbedaan, itu sah-sah saja. Ada juga kelompok yang berbeda pandangan dengan itu," ujarnya.
Usai fit and proper test, Foke kembali ditanya soal ini, namun dia tak mau berkomentar banyak. "Saya tidak akan menanggapi hal-hal yang tidak ada hubungannya! Banyak sekali kalau saya bicarakan lagi nanti lama lagi kayak hearing tadi," kata Foke.
4. Dibela Partai Demokrat
|
"Penilaian dilihat dari kredibilitasnya dia, jangan sampai apa yang keluar di media jadi pertimbangan. Kalau menolak harus pakai alasan yang logis," kata Max.
Max akan menguji Foke di Komisi I DPR. Dia mengatakan ada beberapa kelebihan Foke sehingga laik diusulkan pemerintah sebagai calon dubes Jerman.
"Dia orang sana (Jerman-red), belajar di sana. Persoalan suka tidak suka itu biasa. Kita menegakkan keputusan pemerintah," ujar anggota Komisi I DPR ini.
Max juga sudah menyiapkan pesan untuk Foke dalam uji kepatutan nanti. Dia ingin Foke merangkul seluruh elemen masyarakat Indonesia yang ada di Jerman.
5. Kumis Hitam Dipertahankan di Jerman
|
Usai fit and proper test Dubes RI untuk Jerman, Foke sempat bicara sedikit soal sejarah kumisnya. Kumis tersebut sudah dijaganya sejak lama.
"Kumis ini kan sebelum jadi Gubernur Jakarta juga udah ada, jadi nanti ya tetap pakai kumis," kata Foke.
Foke juga tak tertarik mengubah gaya kumisnya. "Hahaha...nggaklah...nggak ada...hahaha," kata Foke sembari tertawa.
Halaman 2 dari 6