Peziarah dari Semarang, Jawa Tengah, Dewi Widodo (39) merasa sedih dan prihatin atas perusakan makam. Menghormati makam orang yang sudah meninggal, bukan berarti menyembahnya. Dia menolak, jika ziarah dikatakan tindakan syirik. Karena yang dilakukan saat ziarah adalah mendoakan dan mohon pada Alloh, bukan mohon pada kijing.
"Harus dihormati, jangan dirusak. Teroris itu menurut saya yang rusak. Syirik itu bagi yang gak memahami, yang anti ziarah itu bilang syirik," kata Dewi di pemakaman Kyai Ageng Prawiro, Pasarean Karang Kabolotan, Semaki, Umbulharjo, Yogyakarta, Rabu (18/9/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mereka (yang merusak makam) tidak mengerti," katanya.
Meski kondisi makam masih berantakan, peziarah tetap berdatangan. Mereka berdoa dengan khusyuk di makam yang kerap didatangi artis hingga politikus itu.
Makam dirusak sekelompok orang bercadar pada Senin (16/9) malam. Cungkup makam dirobohkan. Ada bekas-bekas pukulan benda keras di nisan. Kendi di samping makam pecah. Payung-payung pusaka roboh dan terdapat coretan di sekitar makam bertuliskan "Haram Syirik."
(try/try)