"Awal sampai pertengahan Oktober mendatang, wilayah DIY memasuki masa pancaroba. Karena itu, waspada terhadap perubahan cuaca," ungkap Kepala Seksi Data dan Informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta, Tony Agus Wijaya, Selasa (17/9/2013).
Tony mengatakan yang perlu diperhatikan masyarakat adalah pola angin berubah-ubah. Pada musim kemarau, angin dari timur. Sementara, pada musim hujan, angin datang dari barat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu pada masa peralihan ini potensi angin kencang dan puting beliung juga bisa muncul. Hal itu karena perbedaan suhu udara. Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk melakukan upaya mitigasi bencana.
"Memotong dahan pohon yang dekat pemukiman, dan atap-atap rumah diperbaiki atau diperkuat. Dahan-dahan yang didekat rumah juga dikurangi," katanya.
Menurut Tony, saat ini di wilayah DIY masih mengalami musim kemarau. Potensi terjadi hujan memang ada, namun tidak akan lebat. Mendung yang terlihat akhir-akhir ini akan semakin bertambah jumlahnya.
"Sedikit demi sedikit akan terjadi hujan meski belum merata, intensitas hujan ringan akan terjadi pada akhir bulan ini," katanya.
Hujan diperkirakan akan terjadi di wilayah Sleman sebelah utara terlebih dahulu. Kemudian, baru diikuti wilayah-wilayah lainnya di selatan Yogyakarta.
Gunung Kidul bagian pesisir selatan diprediksi merupakan wilayah yang mengalami musim hujan paling akhir. Diperkirakan baru turun pada akhir November mendatang.
(bgs/try)