Cungkup makam dirobohkan. Ada bekas-bekas pukulan benda keras di nisan. Kendi di samping makam pecah. Payung-payung pusaka roboh dan terdapat coretan pilox di sekitar makam bertuliskan "Haram Syirik."
Penjaga makam, Abu Diran (73) menjelaskan, sekelompok orang bercadar atau berpenutup wajah dan berpakaian hitam datang sekitar pukul 22.30, Senin (16/9). Mereka menanyakan letak makam eyang Kyai Ageng Prawiro Purbo, kemudian masuk dan melakukan perusakan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengelola kegiatan makam, Wibbie Maharddika mengatakan, kelompok tersebut jumlahnya sekitar 30-an orang dengan membawa sepeda motor. Sebagian masuk ke dalam makam, dan sebagian berjaga di luar.
"Mereka membawa seperti besi-besi. Saat kejadian tidak ada yang berani mencegah, karena yang jaga usianya sudah tua-tua dan hanya 5 orang yang berjaga," kata Wibbie.
Karena makam ini merupakan aset keraton, pengelola makam melaporkan kejadian tersebut ke pihak keraton. Menurut Wibbie, banyak yang berziarah di makam ini untuk mendoakan. Di makam ini juga diadakan kegiatan dzikir sebulan sekali pada hari kelahirannya.
Kyai Ageng Prawiro Purbo adalah putra GBPH Suryo Metaram bin Sultan HB VI yang meninggal tahun 1933. Kyai Ageng Prawiro Purbo dulunya dikenal sebagai sosok yang dekat kepada rakyat, yang lebih memilih tinggal di luar keraton.
(try/try)