1. Ganggu Program Pengentasan Macet Jakarta
(Foto: Grandyos Zafna/detikcom)
|
"Ya berpengaruh, tapi itu kebijakan yang nggak bisa dihambat," kata Gubernur DKI Joko Widodo (Jokowi) di Balaikota, Jakarta Pusat, Rabu (11/9/2013).
2. Tak Ingin Banyak Mobil di Jakarta
(Foto: Grandyos Zafna/detikcom)
|
"Kita secara jujur berharap tidak banyak mobil di Jakarta," ujar Ahok di Balaikota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Kamis (12/9/2013).
Meski demikian Ahok tak berdaya menolak kebijakan itu, sebab mobil murah merupakan program nasional.
"Ya nggak bisa dilawan kan," kata Ahok.
3. Macet yang Sekarang Saja Buat Pusing
(Foto: dok detikcom)
|
Jokowi mengatakan itu usai sidak di Kelurahan Johar Baru, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Kamis (12/9/2013).
Ayah 3 anak ini menambahkan, macet yang sekarang saja membuat dirinya puyeng apalagi jika ada mobil murah. "Kita yang sekarang saja yang ngalamin pusing," tuturnya.
4. Dapat Insentif Dobel, Pusat Tak Konsisten
(Foto: dok detikcom)
|
"Jadinya dobel dong mereka dapat insentif. Bukan insentif untuk orangnya karena semua orang bisa beli mobil. Harusnya insentifnya ke transportasi umum selain kereta api," jelas Wagub DKI Basuki T Purnama, di Balai Kota DKI, Jalan Medan Merdeka Selatan, Senin (16/9/2013).
Ahok menilai dengan mengeluarkan aturan mengenai mobil murah, pemerintah pusat dinilai tidak konsisten. Lantaran di satu sisi ingin mengurangi konsumsi BBM namun di satu sisi memberikan peluang menggunakan BBM yang lebih banyak dengan adanya mobil murah ini.
"Karena pemerintah juga nggak konsisten. Kalau mau konsisten, cabut subsidi. Di ibukota nggak ada subsidi minyak. Kita hanya subsidi bus. Bus gratis tapi tidak ada subsidi minyak. Itu baru fair dan seimbang. Kalau tidak, kalau minyak murah, orang akan terus beli (mobil)," jelas Ahok.
5. Mobil Murah Cuma Teknik Pemasaran
(Foto: Rachman Haryanto/detikcom)
|
Dengan harga mobil murah off the road dipatok maksimal Rp 95 juta, maka yang mampu membeli adalah kelas menengah ke atas. Apalagi Kebutuhan Hidup Layak di Jakarta Rp 2,2 juta untuk lajang, dinilai tak mampu membeli mobil.
"Kalau pegawai biasa juga susah beli mobil Rp 90 juta. Itu juga kelas menengah. Industri mobil dulu, orang baru kaya belinya Kijang. Sekarang orang baru kaya nggak beli Innova, turun beli Avanza. Lama-lama juga mahal. Jadi artinya ini soal teknik pemasaran kendaraan saja," jelas kata Wagub DKI Basuki T Purnama (Ahok).
Hal itu disampaikan Ahok di Balai Kota DKI, Jalan Medan Merdeka Selatan, Senin (16/9/2013)
Ahok membandingkan di luar negeri, mobil itu mendapat insentif karena memakai bahan bakar terbarukan yang ramah lingkungan. Bila mobil itu berbahan bakar ramah lingkungan dari energi terbarukan, maka wajar diberi insentif pemerintah.
"Bukan soal mobil murahnya. Dia murah karena ada insentif dari pemerintahnya kan? Sebenarnya yang mau kita lihat itu green car-nya. Soal green car-nya. Kita pengen yang lebih banyak di kota mobil-mobil yang ramah lingkungan. Makanya diberi insentif," kata Ahok menekankan tentang konsep green car.
Halaman 2 dari 6