Kepala PT KAI Daop IV, Totok Suryono, mengatakan pihaknya akan memberikan penghargaan berupa piagam dan uang. Selain itu, semua biaya perawatan di rumah sakit juga akan ditanggung oleh perusahaan.
"Dia (korban) akan dapat penghargaan karena terluka saat melaksanakan tugas. Ada semacam piagam dan berupa materi. Nanti juga diusulkan sebagai pegawai teladan," kata Totok saat menjenguk korban di RS Pantiwilasa dr Cipto Semarang, Senin (16/9/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Akan mendapatkan reward pergi ke Cina," tegas Totok.
Korban hingga saat ini masih terbaring di kamar nomor 5 ruang Etha RS Pantiwilasa dr Cipto Semarang. Pria asal Medan itu masih merasa sakit di bagian leher karena sempat dicekik oleh salah satu pelaku.
"Paling sakit di leher karena dicekik," tandas Ramadani.
Peristiwa penganiayaan terjadi hari Sabtu (14/9) lalu sekitar pukul 18.30 WIB di dalam gerbong KA Brantas Madiun-Jakarta. Saat itu di stasiun Poncol Semarang sedang ada penertiban pedagang asongan yang ketahuan masuk ke dalam gerbong, namun ada salah satu pedagang yang brusaha melarikan diri dan masuk lagi ke dalam KA.
Ramadani dan salah satu rekannya mengejar ke dalam gerbong, kemudian saat KA akan berangkat, teman Ramadani berhasil turun dari kereta sedangkan dia sendiri dijebak oleh pedagang asongan yang tadi dikejarnya.
"Teman saya berhasil keluar, tapi waktu saya mau keluar, dia (pelaku) menutup pintu gerbong. Setelah itulah saya dianiaya. Ada sekitar 5 sampai 7 orang, semua bawa dagangan," tutur Ramadani.
Di dalam gerbong, Ramadani dipukuli dan dicakar bahkan diancam akan dilempar keluar gerbong saat KA melaju kencang. Beruntung saat itu ada salah satu penumpang berjaket TNI berhasil melerai.
"Sampai di stasiun Mangkang, pelaku sudah lari semua. Sedangkan saya diberi pertolongan pertama di stasiun," ujarnya.
PT KAI Daop IV langsung melaporkan peristiwa tersebut kepada Polsek Semarang Utara dan masih dalam penanganan. Untuk mengantisipasi hal serupa, pihak PT. KAI dibantu petugas kepolisian menggelar razia rutin di dalam gerbong KA.
"Ini baru pertamakali. Kami akan lebih selektif mengizinkan orang yang masuk ke stasiun ataupun KA," tutup Totok.
(alg/try)