Tepatnya di Kompleks Liga Mas, Pancoran, Jakarta Selatan, Minggu (15/9/2013) malam, berubah menjadi lautan manusia saat mendekati rumah duka. Para pelayat yang sebagian besar adalah anggota Majelis Rasulullah ini ternyata datang dari berbagai daerah.
"Saya datang dari Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Senin (16/9) pagi nanti banyak yang menyusul. Saya dapat kabar dari kawan Surabaya mau datang, Tegal, Sumatera, yang dari Papua juga ada," kata salah satu anggota Majelis Rasulullah bernama Gusti Fauzan saat ditemui di rumah duka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Beliau dari kecil sudah asma. Puncaknya mulai tahun 2000-an beliau mengalami kecelakaan, tapi beliau masih hidup. Nah dari kecelakaan itu beliau punya radang otak," kata Gusti.
Di masa-masa kesehatan terganggu, Habib Munzir masih menjalani dakwah-dakwah walau hanya di Jakarta. Habib Munzir juga pernah berdakwah menggunakan ambulans dan duduk di atas tempat tidur lengkap dengan selang infus.
"Cuma dua minggu lalu beliau kelihatan sangat sehat. Waktu itu dakwah di Masjid Al Munawar, Pancoran, beliau turun dari mobil pakai kursi roda. Tapi saat itu beliau jalan sendiri dan langkahnya juga cepat. Mungkin itu sudah pertanda," ujar Gusti.
Gusti mengenang sosok Habib Munzir sebagai pendakwah yang dekat dengan kaum muda. Habib Munzir dalam dakwahnya selalu mengambil contoh sifat-sifat dan akhlak Rasulullah, sehingga dinamakan Majelis Rasulullah.
"Beliau sampai ambil murid dari Papua, dididik hingga mapan, lalu dikembalikan ke Papua untuk berdakwah," tutup Gusti.
(vid/rvk)