Pengungsi Gunung Sinabung Juga Khawatir Keselamatan Ternaknya

Jakarta - Ribuan orang harus mengungsi akibat erupsi Gunung Sinabung, Sumatera Utara. Para pengungsi ini tak hanya khawatir akan keselamatan dirinya, namun juga nasib ternak-ternak mereka.

Saat Gunung Sinabung mulai 'batuk-batuk', warga sekitar langsung melarikan diri. Banyak dari mereka yang kabur tanpa membawa apa pun, kecuali pakaian yang melekat di badannya.

"Mereka juga khawatir soal keamanan barang-barang yang ditinggalkan di rumah serta binatang-binatang peliharaan seperti sapi, kambing, babi dan ayam nya ditakutkan mati karena tidak ada yang memberi makan," kata politisi Gerindra, Martin Hutabarat saat berbincang, Minggu (15/9/2013).

Keluhan itu disampaikan banyak warga kepada Martin yang datang berkunjung ke Gedung Gereja GBKP Kabanjahe. Martin bersyukur, warga di tempat pengungsian cukup tegar dan tidak stres menghadapi bencana alam ini.

Makanan dan minuman untuk para pengungsi ini memang mengalir dengan cepat. Namun mereka khawatir soal MCK.

"Mereka juga selalu bertanya sampai kapan mereka mengungsi dan kapan kondisi Gunung Sinabung ditetapkan tidak siaga lagi," kata caleg DPR Dapil 3 Sumut ini.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan, jumlah pengungsian akibat letusan Gunung Sinabung sudah mencapai 3.710 orang. Mereka tersebar di lima lokasi penampungan.

Pengungsi saat ini berada di jambur Taras Brastagi (650 jiwa), jambur Sempakata (750 jiwa), jambur klasis GBKP Kabanjahe (590 jiwa), jambur Desa Payung (320 jiwa), dan di kompleks GBKP Kabanjahe (1.400 jiwa).

Saat ini Gunung Sinabung masih terekam tremor yang menerus. Status gunung tetap Siaga. Monitoring aktivitas gunung api terus diintensifkan.


(mok/rvk)