Dari sejumlah deretan mobil itu ada empat siswa-siswi yang terlihat membawa mobil sendiri tanpa bantuan sopir atau orang dewasa. Mobil mereka di parkir di luar area depan gedung sekolah yang berdekatan dengan kali serta jembatan pintu keluar.
Berdasarkan pengakuan petugas keamanan sekolah setempat, Rais Suryanto, mereka sudah terbiasa pergi ke sekolah mengendarai mobil sendiri. Kalau dibandingkan tahun lalu, ungkap dia, jumlah siswa yang membawa mobil saat ini sudah berkurang sebab ada larangan dari pihak sekolah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah seorang siswa kelas XI, sebut saja Andri, 15 tahun, yang biasa mengendarai mobil sendiri ke sekolah mengaku sudah bisa menyetir sejak usia 13 tahun. Disinggung soal kecelakaan maut yang melibatkan AQJ atau Dul, 13 tahun, di tol Jagorawi, pekan lalu, Andri menyindir kenekatan Dul yang mengendarai mobil di tol tanpa didampingi orang dewasa.
Apalagi, kata dia, dengan kecepatan tinggi, sekitar 100 kilometer per jam, itu terlalu berlebihan. "Itu mah nekat. Saya gak berani Mas. Gak mungkin diizinin sama kakak atau bokap," ujarnya.
Hal serupa dikatakan Nadya, 16 tahun, teman satu sekolah Andri. Menurut dia, cara Ahmad Dhani mendidik putranya juga terlalu bebas dan dimanja. Meski ia tak menampik kalau dirinya belajar menyetir mobil sejak usia 14 tahun, tapi belum pernah sekalipun membawa sendiri ke jalur tol ataupun jarak jauh.
"Enggak berani. Nyadar juga belum punya SIM. Gak mau nekat," kata siswi yang mengaku jarak rumahnya dengan sekolah berdekatan sehingga berani mengendarai mobil sendiri.
Guru Bidang Kesiswaan SMA setempat, Gerardus Gantur mengatakan pihak sekolah terus mengarahkan orang tua siswa agar memberi pengertian kepada anaknya supaya tidak membawa mobil sendiri ke sekolah. "Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan," katanya saat ditemui detikcom.
Adanya siswa yang belum memiliki surat izin mengemudi (SIM) tapi sudah mengendarai mobil sendiri juga terlihat di salah satu sekolah swasta elite di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara. Menurut seorang juru parkir di areal sekolah tersebut, Rahmad, biasanya ada sekitar 15 siswa yang membawa mobil sendiri.
Seorang siswa kelas XI, Kevin, 15 tahun, berdalih membawa mobil sendiri sambil untuk melancarkan latihan menyetir. Selain itu, karena jarak rumahnya yang dekat dengan sekolah. "Gak punya SIM, makanya cuma berani nyetir di wilayah Kelapa Gading, Sunter, dan Pulomas saja," aku dia kepada detikcom.
Dari pengamatan detikcom di sekolah swasta lainnya di kawasan Kelapa Gading, tampak sejumlah siswa yang notabene anak baru gede alias ABG juga membawa mobil sendiri ke sekolah. Pun begitu dengan sekolah-sekolah bonafide lainnya di ibu kota, mengendarai mobil sendiri sudah merupakan hal yang lazim bagi siswa meskipun tidak mengantongi SIM.
Salah seorang siswa mengaku keberanian dirinya dan teman-teman membawa mobil karena tidak ada sanksi dari sekolah. Begitu juga polisi yang tidak terlalu ketat melakukan pengawasan di daerah sekolahnya.
(brn/brn)