6 Perbedaan Modus Penembakan Bripka Sukardi dengan Polisi Sebelumnya

6 Perbedaan Modus Penembakan Bripka Sukardi dengan Polisi Sebelumnya

- detikNews
Rabu, 11 Sep 2013 10:28 WIB
6 Perbedaan Modus Penembakan Bripka Sukardi dengan Polisi Sebelumnya
Jakarta - Kasus penembakan terhadap Bripka Sukardi menambah daftar panjang polisi yang menjadi korban kejahatan di jalan. Namun ada perbedaan modus dengan kasus sebelumnya. Apa saja?

Dalam catatan detikcom, sedikitnya ada enam perbedaan itu. Data ini dirangkum dari keterangan polisi dan keterangan saksi di lokasi.

Berikut enam perbedaan tersebut:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


TKP di Jalan Protokol Tepat di Depan KPK

Tiga kasus penembakan terhadap polisi yang terjadi sebulan terakhir berlokasi di Tangerang Selatan. Semua berlangsung di jalanan.

Kasus pertama menimpa Aipda Patah Saktiyono di depan Sekolah Al-Path, Jl Cirendeu, Ciputat, Tangerang Selatan. Kasus kedua terjadi di depan RS Sari Asih, Jl Otista Raya, Kelurahan Sasak Tinggi, Ciputat, Tangerang Selatan. Korban ketiga adalah Aipda Kus Hendratna, anggota Polsek Pondok Aren. Dia ditembak di Jl Graha Raya, tepatnya di depan masjid Bani Umar, Kelurahan Prigi Baru, Kecamatan Pondok Aren, Tangerang Selatan.

Nah, penembakan terakhir berlangsung di jalan protokol dan lebih ramai. Tepatnya di Jl HR Rasuna Said, Kuningan, Jaksel, di depan Gedung KPK. Kuningan termasuk kawasan segitiga emas Jakarta.Β 

Banyak Saksi dan CCTV

Tiga insiden penembakan sebelumnya dilakukan di tempat yang relatif sepi. Sebagian berlangsung di tempat yang tak banyak saksi.

Namun untuk kasus Bripka Sukardi, sang pelaku seolah ingin terlihat. Banyak saksi saat kejadian berlangsung, mulai dari pengendara jalan lain, hingga sopir truk yang dikawal Sukardi.

Rekaman CCTV di gedung KPK juga ikut menjadi saksi bisu insiden keji ini.

Menyasar Provost

Bila sebelumnya polisi yang ditembak adalah anggota Polantas dan Bina Masyarakat, maka kali ini korban pelaku adalah anggota Provost.

Korban sebelumnya, Aipda Patah Saktiyono yang ditembak di Cirendeu adalah anggota Satlantas Polsek Gambir. Dua korban lainnya yakni Aiptu Dwiyatna dan Aipda Kus Hendratna adalah anggota Bina Masyarakat (Binmas). Bripka Ahmad merupakan seorang anggota Buser.

Nah, Bripka Sukardi adalah seorang anggota Provost di Pol Air Jakarta Utara. Kala itu, dia sedang mengawal 6 truk pengangkut elevator parts untuk sebuah gedung di Kuningan.

Kaliber Berbeda

Pelaku penembakan Bripka Sukardi diduga menggunakan FN kaliber .45 inchi. Senpi ini berbeda dengan senpi yang digunakan oleh pelaku penembakan sebelumnya.

"Kalibernya bukan 5, tapi .45 jenis FN. Ketiga selongsong sudah ada di tim labfor untuk dperiksa," ujar Kepala Badan Pemeliharaan dan Keamanan (Kabaharkam) Polri Irjen Pol Badrodin Haiti.

"Bisa dipastikan senjata yang dipakai pelaku ilegal dan pasti akan kita telusuri," imbuh Badrodin.

Kalau dilihat dari hasil olah TKP, lanjut Badrodin, ditemukan tiga selongsong peluru. Dari selongsong itu secara fisik terlihat berbeda dengan yang ditemukan TKP penembakan polisi sebelumnya.

"Kalau sebelumnya di 3 kejadian itu sama, yang kemarin ini beda," jelasnya.

Jumlah Motor

Tiga insiden penembakan di Tangerang Selatan dilakukan oleh dua pelaku yang mengendarai satu motor. Mereka memepet korban dari belakang, lalu melakukan penembakan.

Di kasus penembakan Aipda Patah dan Aiptu Dwiyatna, tak jelas motor dan nomor polisi yang digunakan. Namun saat insiden terhadap Aipda Kus Hendratna, motor pelaku berhasil diamankan. Jenisnya Yamaha Mio.

Nah, di kejadian terhadap Bripka Sukardi, saksi melihat ada tiga motor yang melakukan eksekusi. Versi polisi ada empat orang yang mengendarai dua motor yaitu Mio dan Vixion. Pria berjaket merah yang menembak Sukardi dari jarak dekat.

Pelaku Turun dan Mengeksekusi

Dalam kasus penembakan sebelumnya, para polisi ditembak dari jarak dekat. Mereka lalu melarikan diri setelah melihat korban jatuh di tempat.

Namun dalam kasus penembakan Bripka Sukardi, salah seorang pelaku turun dari motor dan mengeksekusinya dari jarak dekat. Pria berjaket merah itu juga mengambil pistol milik Sukardi.

Saksi melihat ada dua tembakan lain sebelum pria berjaket merah itu turun dari motor dan menembak Sukardi yang sudah roboh.

Halaman 2 dari 7
(mad/nrl)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads