"Ada seorang perempuan yang berteriak minta tolong," terang seorang satpam yang enggan disebutkan namanya saat berbincang, Rabu (11/9/2013) dini hari.
Saat itu jam menunjukkan pukul 22.35 WIB, Selasa (10/9). Suara letusan 3 kali, tak disangka berasal dari pistol.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Warga dan pengendara kemudian berkerumun di lokasi Sukardi jatuh ditembak di atas motornya. Masih mengenakan helm dan seragam lengkap, Sukardi sudah tak bernyawa. Sang ibu, yang diduga saat kejadian melintas dengan suaminya sudah pergi ketika warga ramai di lokasi.
Bukan hanya ibu itu saja, ada saksi lainnya yang tengah berjalan kaki di depan Gedung KPK. Seorang penjual nasi di sebelah gedung KPK bertutur, saat peristiwa itu terjadi, ada seorang pria yang mengaku melihat kejadian.
"Jadi dia sampai mengaku nggak mood makan. Padahal dia mau beli makan, terus dia pergi. Katanya dia melihat kejadian itu," jelas penjual nasi itu.
Tak lama, sang pria itu segera beranjak pergi, meninggalkan warung makan itu. Dia hanya bertutur, ada pria bermotor yang menghampiri polisi mengawal truk tronton dan melakukan penembakan.
Saat ini polisi sudah memeriksa 11 saksi. Mereka sopir dan kru truk tronton yang dikawal Sukardi dari Priok menuju Tower Setia Budi. Truk itu membawa alat elevator. Salah satu sopir yang melihat kejadian itu, bernama Nono. Dia sopir truk yang paling depan.
"Ada dua motor yang datang dari kanan, terus ada bunyi tembakan, saya langsung nunduk," terang Nono. Tak lama dia diangkut polisi ke Mapolda Metro Jaya.
(tfn/ndr)