"Stop dulu, beri penjelasan kepada kami apa tujuannya. Bisa jadi tujuannya baik. Tapi kalau ada negatif seperti itu, kan kalian sendiri dah tahu," ujar Nuh di Lanud Halim Perdana Kusumah, Jakarta, Minggu (8/9/2013).
Nuh mengatakan belum mengetahui dengan jelas tentang kuisioner tersebut. Karena tidak ada koordinasi dari Kemenkes kepada Kemendikbud. Menurut dia, jika sudah pasti tujuannya, dicarikan solusi yang tepat agar tidak menuai kontroversi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kuisioner yang dikeluarkan Kemenkes mengundang kontroversi sebab menanyakan ukuran alat kelamin. Kuisioner kesehatan reproduksi itu untuk siswa SMP di Aceh. Kuisioner yang sama beredar juga di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, bahkan sudah disosialisasikan sejak 2011.
(rmd/nal)