"Saya kira ini strategi yang menarik dari Bu Mega. Dengan beliau mengatakan akan mengumumkan capres dari PDIP sebelum pileg atau sesudah pileg ini menarik ya. Karena jika diumukan akan menjadi sasaran tembak dari partai-partai lain," ujar pengamat politik dari UGM, Ari Dwipayana saat berbincang dengan detikcom, Jumat (6/9/2013).
"Ini ada hubungannya dengan kekhawatiran PDIP jika nanti belum mencapai ambang batas 20 persen, maka PDIP harus berkoalisi dan tidak bisa mencalonkan presiden secara langsung," imbuh Ari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Belum dicalonkan saja Jokowi sudah jadi sasaran tembak dari partai-partai lain. Ini strategi yang cerdik dari Bu Mega," kata Ari.
Ari juga berpendapat, pidato Mega pada Rakernas PDIP tadi semacam memberikan sinyal-sinyal bahwa pria kurus yang saat ini menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta itu akan menjadi capres dari PDIP.
"Dari pidato Bu Mega tadi juga ada sinyal-sinyal dengan menyebutkan nama Jokowi berkali-kali. Dan juga dengan Jokowi diberi kesempatan untuk membacakan "Dedication of Life" Bung Karno," papar Ari.
Dalam Rakernas PDIP di Econvention Building, Ecopark, Ancol, Jakarta Utara, Mega juga menyebutkan sejumlah kader muda potensial PDIP. Selain Jokowi, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, putrinya Puan Maharani, dan Wagub Banten Rano Karno juga disebut oleh Mega sebagai calon-calon pemimpin bangsa. Mega juga menuturkan para tokoh PDIP itu masih harus banyak belajar.
(dha/fdn)