Selain FPI, sebelumnya Majelis Ulama Indonesia juga mengeluarkan fatwa yang isinya menolak keras penyelenggaraan ajang tersebut. Menteri Agama Surya Dharma Ali meminta masyarakat Bali mematuhi fatwa MUI tersebut.
Direktur MNC Media Group Budi Rustanto mengatakan pihaknya sudah mengantisipasi adanya penolakan dari FPI dan organisasi kemasyarakatan lainnya. Termasuk jika penolakan tersebut berujung pada pembubaran acara Miss World secara paksa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Budi pun optimistis pagelaran Miss World 2013 akan tetap berlangsung meski desakan makin menguat. Apalagi panitia penyelanggara sudah mengantongi izin dari kepolisian.
Izin di dapat setelah panitia memenuhi beberapa persyaratan. Antara lain rekomendasi dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Direktorat Jenderal Imigrasi, Kementerian Pemberdayaan Perempuan, Kementerian Luar Negeri, dan Gubernur.
Karena itu, dia optimistis, izin penyelenggaran yang sudah diberikan tidak mungkin dibatalkan meski ada penolakan. “Saya rasa gak (mungkin), masa polisi goyang digertak sama orang itu, ini Negara besar, negara berdaulat dan punya kekuatan luar biasa,” kata Budi.
Budi menjamin tidak ada sesi kostum bikini dalam kontes Miss World 2013. “Kalau ini (bikini) dari awal kami sudah bicara dan mengajukan syarat pada pemegang lisensi Miss World sejak 2-3 tahun lalu,” kata Budi kepada detikcom.
Selain menghilangkan sesi bikini, Budi juga menjamin tak ada bagian acara yang melecehkan wanita. “Enggak ada buka-bukaan, ukuran-ukuran tubuh yang menghina wanita enggak ada.
Orang-orang yang kontra itu kan protes karena semua vital wanita semuanya diukur, saya pikir mana pernah itu terjadi di Indonesia,” kata Budi.
Namun Ketua FPI DPD Jakarta Habib Salim Alatas alias Habib Selon tak bisa percaya pada janji Budi dan panitia penyelanggara Miss World. Persoalan ini mirip ketika FPI menolak kehadiran Lady Gaga.
“Itu bisa dijamin enggak? Sama saja kan seperti Lady Gaga kalau dia manggung siapa yang jamin kalau dia tidak buka BH (Bra),” katanya.
(erd/erd)