"Semua ada, walikota, bupati, gubernur, ada yang sudah ditetapkan sebagai tersangka," kata Sutarman di Sekretariat Kompolnas, Jl Tirtayasa, Jakarta Selatan, Kamis (5/9/2013).
Namun, dia tidak merinci para pejabat daerah yang dimaksudkanya itu. Sementara terkait sindiran Wakil Kapolri Komjen Oegroseno yang menyatakan bahwa Direktorat Tipikor Bareskrim harus mengoptimalkan pengungkapan korupsi, utamanya kasus besar, karena dana yang digelontorkan sudah cukup besar, Sutarman mengatakan pihaknya tidak akan melihat besar kecilnya suatu kasus.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita melihat kasus jangan besar atau kecil tapi kasus yang terjadi harus kita tangani semuanya, tidak melihat besar atau kecil, apalagi kasus korupsi," imbuhnya.
Menurutnya, kasus korupsi terkait dengan masalah kerugian keuangan negara dan sikap mental pelakunya.
"Diharapkan tidak ada lagi orang-orang yang diberikan anugerah untuk memimpin lembaga tertentu salahgunakan keuangan negara untuk kepentingan-kepentingan pribadi atau tertentu," tuturnya.
Dia membantah pihaknya tertutup dalam keterbukaan informasi penaganan kasus korupsi. "Bareskrim kan tidak punya humas. Saya kan pelaksana teknis," elak Sutarman.
(ahy/mpr)